Paris (ANTARA News) - Horor itu berawal ketika berlangsung selebrasi sepak bola dari pertandingan persahabatan antara Prancis melawan juara dunia Jerman di depan 80.000 penggemar di Stadion Stade de France.

Para penonton kemudian mendengar ledakan.

"Saya kira itu hanya kembang api," kata seorang penggemar sepak bola dari Prancis berusia 20-an tahun.

Ketika tiga ledakan besar terdengar dari luar stadion pada babak pertama laga itu, sepak bola seketika sirna dari otak para penonton manakala mereka akhirnya tahu tiga orang meninggal dunia di dekat stadion yang berada di bagian utara kota Paris itu.

Kemudian, jumlah orang meninggal bertambah menjadi lima orang di luar stadion yang pernah menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia 1998 itu.  Sebelas orang terluka parah dan 30 lainnya luka-luka.

Lalu diketahui salah satu ledakan terjadi di dekat sebuah restoran McDonald's di pinggir stadion.

Seorang polisi lalu mengatakan salah satu ledakan berasal dari seorang pembom bunuh diri di Rue Jules Rimet.

"Seorang pria mengenakan rompi bahan peledak meledakkan diri," kata sang polisi.

Presiden Prancis Francois Hollande yang menyaksikan pertandingan itu, bergegas di tengah laporan terjadi rangkaian penembakan di Paris pusat dan kabar penyanderaan di Teater Bataclan.

"Pertandingan malah jalan terus, jujur saja itu sangat menggelikan," kata seorang jurnalis AFP.

Awalnya sangat sedikit penonton yang menyadari peristiwa itu, padahal helikopter-helikopter terbang rendah di atas mereka pada babak kedua, sementara bunyi sirena bersahutan terdengar di luar stadion.

Penonton masih saja bersorak kegirangan menyambut gol Olivier Giroud dan pemain pengganti Andre-Pierre Gignac yang mengantarkan Prancis menang.

Namun penjagaan superketat di sekitar stadion, segera membuat kebingungan luar biasa selepas peluit tanda pertandingan berakhir ditiup wasit.

Karena pintu keluar dijaga ketat, sejumlah besar penonton tumpah ke lapangan.  Saat itu tidak terlihat panik, namun itu berlaku setelah pukul 11.30 malam waktu setempat, sebelum lapangan dikosongkan.

"Salah satu restoran cepat saji digeledah forensik polisi dan petugas berseragam putih," sambung reporter AFP di luar stadion.

Evakuasi penggemar sepak bola berakhir sekitar tengah malam, kebanyakan penonton bergegas ke mobil mereka, yang lainnya memburu kereta yang membawa mereka kembali ke kota.

"RER B (salah satu jalur kereta dalam kota utama yang melayani stasion itu) tak beroperasi...Ini Jumat 13 yang hitam," kata wanita berusia 27 tahun bernama Sarah Gopal yang membawa bendera nasional Prancis di tangannya.

Manakala para pemain kedua negara meninggalkan lapangan pada akhir pertandingan, pikiran mereka digelayuti keperihatinan lain di luar pentingnya pertandingan itu.

Begitu mereka berkumpul di terowongan stadion, para superstar terkenal dunia seperti anggota skuad Jerman pemenang Piala Dunia 2014 Thomas Mueller dan striker Arsenal Olivier Giroud seketika tertuju kepada layar televisi. Mereka langsung kaget menyaksikan horor di jalanan kota Paris malam itu dari televisi, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015