Yangon (ANTARA News) - Presiden Myanmar Thein Sein pada Minggu menyatakan pemilihan umum bersejarah, dengan pemenang partai Aung San Suu Kyi adalah konsekuensi reformasi pemerintahannya dan ia menjanjikan peralihan kekuasaan secara mulus.

Mantan jenderal itu, yang melepaskan seragamnya untuk memimpin penguasa bewarna warga negara tersebut sejak lima tahun lalu, mengatakan bahwa pemilihan umum pada 8 November 2015 menjadi bukti perubahan politik dan ekonomi sejak akhir pemerintahan penguasa.

"Pemilihan umum kemarin adalah hasil reformasi, yang kami janjikan. Kita berhasil melaksanakannya dengan baik," katanya dalam pertemuan partai politik di Yangon, yang menjadi penampilan pertamanya di hadapan umum sejak pemungutan suara itu.

"Kami akan menyerahkan upaya reformasi ini kepada pemerintah baru. Jangan khawatir tentang alur peralihan," katanya untuk meredakan ketegangan dalam upaya pertama Myanmar menjadi negara demokratik seutuhnya.

Kepada hampir 90 orang perwakilan partai politik yang sebagian besar dikalahkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi, Thein Sein menyatakan bahwa pemilu merupakan kewajiban setiap negara demokrasi.

Ia tampak optimistis tentang kekalahan Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang akan menjadi oposisi dengan sekitar 10 persen menduduki kursi parlemen, dibandingan dengan NLD yang akan menduduki 80 persen kursi parlemen.

"Partai pemenang bertanggungjawab melaksanakan tugas mereka dan partai-partai oposisi lainnya harus bisa memeriksa dan menyeimbangkan. Itu yang disebut demokrasi," kata Thein Sein.

Thein Sein, pria berkacamata berusia 70 tahun itu, telah mengarahkan Myanmar ke sebuah awalan dramatis dengan membebaskan para tahanan politik yang bertahun-tahun terisolasi, melancarkan kembali kebebasan pers, dan menyambut investasi asing.

Ia juga mengatakan bahwa dunia internasional memuji pelaksanaan pemilu yang dinilai bebas dan adil.

Presiden Thein Sein dan panglima militer sepakat untuk segera berdialog dengan Suu Kyi untuk menegosiasikan transisi panjang setelah Thein Sein selesai menjabat pada Maret 2016.

Pengamat mengatakan sangat penting bagi Suu Kyi membangun hubungan baik dengan elit militer yang masih mempertahankan kekuasaan ekonomi dan militer yang signifikan.

Suu Kyi berkunjung ke ibu kota Naypyidaw, dimana pada Senin mendatang ia akan bertemu dengan parlemen lama yang masih akan duduk sebagai legislatif sementara hingga Januari 2016.

Juru bicara NLD Nyan Win, yang menghadiri pertemuan antar-partai pada Minggu di Yangon, menegaskan kembali komitmen partainya untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional dan perdamaian, demikian AFP melaporkan.

(Y013/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015