London (ANTARA News) - Sepak bola mempersatukan dunia,  justru di kutub yang berbeda teror menebar kebencian menyusul serangan di Paris yang menewaskan 170 jiwa dan melukai 350 orang.

Sepak bola mengobati dunia dengan menyajikan laga yang menyunjung tinggi "fair play" dan rasa persaudaraan dengan penghormatan kepada martabat manusia.

Tiga fans sepak bola terbunuh dalam ledakan di luar Stade de France pada Jumat (13/11) ketika dilangsungkan laga persahabatan antara Prancis melawan Jerman, sebagaimana dikutip dari laman The World Game.

Sepak bola memuat nilai universal, artinya tidak disekat dengan perbedaan bahasa, kultur atau agama, serta menyentuh jutaan orang yang hidup di dunia. Ini saatnya bagi para duta sepak bola dunia mengabarkan warta sukacita mengenai perdamaian dan persaudaraan antar warga dunia.

Striker Athletico Madrid Antoine Griezman menyatakan adik perempuannya lolos dari serangan di Bataclan theatre, tempat di mana sekelompok orang bersenjata menembak secara membabibuta gedung konser itu. Akibat serangan, sebanyak 80 orang tewas.

Gelandang timnas Prancis Lassana Diarra merupakan salah seorang yang terguncang akibat serangan di Paris itu. Sepupunya, Asta Diakite terbunuh dalam serangan di Paris.

"Dalam atmosfer pembicaraan soal teror, sangat penting bagi kita semua untuk menjadi duta perdamaian dan keragaman agar persaudaraan terjalin erat ketika menghadapi peristiwa-peristiwa yang mengerikan. Ini tidak ada kaitan dengan agama dan warga negara," kata Diarra dalam sebuah pernyataan.

"Kita harus secara bersama-sama merawat cinta kasih, suka cita dan damain. Terima kasih atas dukungan dan rasa simpati. Semoga para korban tewas dapat beristirahat dengan tenang."

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015