Lawannya dari Kabupaten Sumbawa Barat cukup tangguh. Sebelumnya dia (korban) sempat terjatuh diserang lawannya. Kembali berdiri dan langsung mendapat tendangan `T` dari lawannya langsung jatuh pingsan."
Mataram (ANTARA News) - Syarifudin salah seorang atlet dari Kabupaten Lombok Utara tewas setelah bertanding dalam kejuaraan daerah cabang olah raga pencak silat antarpelajar se-Nusa Tenggara Barat.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Andi Hadiyanto, di Mataram, Senin, membenarkan kejadian tersebut setelah mendapat informasi dari salah seorang pengurus cabang olah raga pencak silat.

"Ini selebihnya merupakan musibah yang akan kami jadikan evaluasi. Sampai saat ini saya sendiri belum mendengarkan keterangan dari ketua panitia pertandingan," katanya saat mengunjungi korban di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah NTB.

Menurut keterangan sejumlah saksi mata pelajar di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Lombok Utara berusia 16 tahun itu meninggal dunia ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Bahayangkara Polda NTB.

Syarifudin diduga menerima hantaman keras dari lawannya yang berasal dari Kabupaten Sumbawa Barat.

Korban sebelumnya sempat terjatuh ketika mendapat pukulan keras dari lawannya, namun kembali bangkit untuk melanjutkan pertandingan.

Setelah bangkit Syarifudin kembali mendapatkan tendangan keras ke arah leher yang membuatnya terjatuh hingga tak sadarkan diri.

"Lawannya dari Kabupaten Sumbawa Barat cukup tangguh. Sebelumnya dia (korban) sempat terjatuh diserang lawannya. Kembali berdiri dan langsung mendapat tendangan T dari lawannya langsung jatuh pingsan," kata salah seorang panitia kejurda yang enggan disebutkan namanya.

Saat ini, jenazah korban masih terbaring di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB.

Kejurda cabang olah raga pencak silat yang bertujuan untuk mencari bibit atlet potensial itu diikuti sebanyak 108 pelajar dari 10 kabupaten/kota.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015