Kami menargetkan inflasi secara keseluruhan tahun 2015 di kisaran 4 persen plus minus 1 persen, tetapi terdapat potensi inflasi di bawah 3 persen (yoy)."
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi sepanjang 2015 akan berada di bawah 3 persen (yoy) yang didorong berlanjutnya stabilitas komponen bahan pangan atau volatile food dan hilangnya efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Kami menargetkan inflasi secara keseluruhan tahun 2015 di kisaran 4 persen plus minus 1 persen, tetapi terdapat potensi inflasi di bawah 3 persen (yoy)," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2015 mengalami deflasi di manaa tercatat sebesar 0,08 persen (mtm) atau inflasi secara tahunan sebesar 6,25 persen.

"Deflasi pada kelompok volatile food seiring berlanjutnya koreksi harga bahan pangan. Sehingga, inflasi Januari-Oktober 2015 (ytd) tercatat sebesar 2,16 persen," ujar Agus.

Menurut Agus, deflasi kelompok volatile food didukung oleh pasokan komoditas pangan yang membaik. Selain itu, lanjutnya, inflasi inti dan inflasi administered prices bulan ini juga tergolong rendah dibandingkan historisnya.

"Inflasi inti mencapai 0,23 persen (mtm) atau 5,02 persen (yoy) seiring dengan menguatnya rupiah, masih terbatasnya permintaan domestik dan terkendalinya ekspektasi inflasi," kata Agus.

Ia menambahkan, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) juga rendah didorong oleh penurunan harga solar dan masih berlangsungnya dampak penurunan harga elpiji 12 kilogram.

"Perkembangan inflasi hingga Oktober 2015 tersebut menunjukkan bahwa stabilitas harga terkendali," ujar Agus.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015