Perth (ANTARA News) - Persatuan Pelajar Indonesia di Indonesia (PPIA) berkolaborasi dengan Indonesia Synergy menyelenggarakan diskusi bertemakan "Membongkar Kompleksitas Kebakaran Lahan/Hutan di Indonesia: Dari Perspektif Biofisika, Sosial dan Politik", di Fenner School, Australian National University (ANU), di Canberra, Senin.

Diskusi tersebut menghadirkan tiga pembicara yang memiliki pengalaman terkait aspek biofisik, sosial, dan kebijakan dari kebakaran gambut. Turut hadir urang lebih 42 orang mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Indonesia di Canberra dan mahasiswa internasional lainnya.

Solichin Manuri, pembicara yang memaparkan aspek biofisik menyatakan bahwa penyebab kebakaran pada umumnya dikarenakan pembukaan lahan untuk kegiatan pertanian dan industri.

Di samping itu, El Nino yang terjadi tahun ini dan kurun waktu musim kering mempengaruhi munculnya api di lahan gambut.

Dalam hal ini, Indonesia memerlukan kebijakan yang komprehensif dan memungkinkan untuk dilaksanakan di lapangan, terutama untuk menjaga hutan yang tersisa dan pembasahan kembali lahan gambut.

Ia menambahkan, upaya-upaya preventif menjadi lebih penting dilakukan dibandingkan upaya penanganan terjadinya kebakaran gambut untuk dilakukan ke depannya.

Pembicara kedua, Yayan Indriatmoko memberikan sudut padangan dari aspek sosial. Pengeringan lahan gambut pada studi kasus area eks-Pengangembangan Lahan Gambut (PLG) yang menerapkan sistem kanalisasi turut menyebabkan terjadinya kebakaran gambut.

Pengeringan tersebut menyebabkan kondisi gambut terdegradasi dan memicu kebakaran. Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti perladangan berpindah umumnya dilaksanakan secara terkontrol dan tidak menyebar ke lahan gambut.

Namun, pembakaran serempak meningkatkan perhatian pada saat yang kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan oleh masyarakat lokal.

Sudut pandang kebijakan disampaikan oleh Avi Mahaningtyas, aktivis lingkungan yang bergerak di bidang perubahan iklim.

Saat ini, belum ada strategi komprehensif yang disusun untuk menyelesaikan tantangan kebakaran gambut.

Pada saat yang bersamaan, dibutuhkan penegakan hukum yang konsisten dan bertahap dengan cara memperhitungkan besarnya kerusakan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pembakaran lahan, seperti korporasi.

Meningkatnya kesadaran masyarakat atas dampak kebakaran gambut merupakan salah satu indikasi adanya potensi pelibatan masyarakat kedepan dalam isu ini.

Secara umum, masyarakat Indonesia dapat bersikap optimistis karena sudah terlihat beberapa upaya preventif dalam penanganan kebakaran gambut.

"Namun kita harus tetap kritis dalam menyikapi kebakaran hutan dan lahan karena banyaknya pihak yang terlibat," katanya.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015