Penting bagi anggota ekonomi APEC untuk menerapkan kebijakan pembangunan inklusif dan membentuk komunitas tangguh sehingga pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membahas solusi pembangunan inklusif sebagai cara yang penting guna mengatasi ancaman ekstrimisme dan terorisme di Pertemuan APEC tingkat Menteri yang digelar di Manila, Filipina, Selasa.

"Penting bagi anggota ekonomi APEC untuk menerapkan kebijakan pembangunan inklusif dan membentuk komunitas tangguh sehingga pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat," kata Retno Marsudi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa malam.

Dalam Pertemuan Pleno APEC tingkat Menteri di Manila tersebut, Menlu RI juga menyampaikan bela sungkawa sekaligus mengecam keras serangan terorisme yang terjadi di Paris.

Menurut Retno, serangan Paris menunjukan tidak ada satu negara pun yang dapat terhindar dari ancaman ekstremisme dan terorisme.

Untuk itu, ujar dia, sebagai ancaman global, diperlukan aksi dan kerja sama global yang nyata untuk memerangi ancaman tersebut.

Menlu RI menegaskan untuk memerangi ekstrimisme dan terorisme, perlu menyelesaikan akar masalah, antara lain kesenjangan pembangunan, pengangguran, dan ketimpangan lowongan pekerjaan.

"Pembangunan inklusif ini nantinya akan membawa kesejahteraan bagi semua kesejahteraan di mana tidak ada satu orang pun yang akan tertinggal," katanya.

Retno juga menyampaikan bahwa APEC harus mampu memanfaatkan bonus demografi yang dimilikinya dalam mewujudkan komunitas yang tangguh dan berkelanjutan.

Selain itu, lanjutnya, pendidikan keterampilan dan peningkatan peran wanita merupakan investasi yang dinilai penting dalam mengoptimalkan deviden demografi tersebut.

Ia juga menyatakan, kebijakan negara APEC juga harus dapat mendorong kesempatan yang sama bagi semua golongan termasuk kelompok rentan serta memberdayakan SDM agar lebih kompetitif.

Menlu RI menegaskan bahwa pencapaian pembangunan inklusif dan membentuk komunitas yang tangguh juga membutuhkan reformasi ekonomi struktural.

Dalam hal ini, Menlu RI menyampaikan bahwa Indonesia telah mengambil kebijakan untuk membuat ekonomi Indonesia lebih efisien dan inklusif.

Pertemuan Tingkat Menteri APEC merupakan yang ke-27 berlangsung pada 16-17 November 2015 untuk mempersiapkan substansi pembahasan KTT APEC.

KTT APEC itu sendiri akan dihadiri pemimpin negara-negara APEC dan Indonesia diwakili Wapres Jusuf Kalla.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015