Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata ingin menarik 18 juta wisatawan ziarah ke Indonesia lima tahun mendatang.

"Kunjungan wisata ziarah diharapkan mencapai 12 juta hingga akhir 2015 dan dalam lima tahun meningkat jadi 18 juta wisatawan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Rabu.

"Kita harapkan spending (pengeluaran) dari kunjungan itu dapat mencapai kira-kira Rp9 triliun," tambah dia.

Sebagai negara dengan mayoritas pendidikan muslim, Arief mengatakan, Indonesia berpeluang meningkatkan pendapatan pariwisata lewat wisata ziarah maupun wisata berbasis religi.

Indonesia, dia menambahkan, memiliki banyak tempat dengan makanan halal yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan negara-negara Islam atau berpenduduk muslim.

Meski demikian, menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Singapura dan Thailand dalam jumlah kunjungan wisatawan muslim di ASEAN.

"Maaf saja, tapi masalahnya jelas, kita kalah dalam hal profesionalitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan. Bagaimana pun, bukan masalah Islam atau tidak Islam, tapi jika pelayanan kita buruk, tidak akan ada yang mau berkunjung," kata dia.

Selain itu, Arief menyebutkan, kondisi lingkungan di sekitar tempat wisata di Indonesia tidak dikelola dengan baik padahal Islam menegaskan bahwa kebersihan sebagian dari iman.

"Tetapi di tempat-tempat wisata kita, masih ada yang mushola-nya kotor, di pojokan ada sampah dan sajadahnya bau apek," kata dia.

Arief menambahkan, berdasarkan Indeks Kompetensi Pariwisata UNWTO tingkat sanitasi Indonesia juga berada di peringkat seratus terbawah.

"Ini suatu ironi," kata dia.

Menurut dia, Kementerian Pariwisata akan mengucurkan dana Rp 1 miliar bagi setiap daerah untuk menunjang peningkatan fasilitas sanitasi di tempat-tempat wisata berbasis religi atau spiritualitas.

"Kami berharap dana tersebut bisa digunakan untuk membangun atau memperbaiki toilet, sarana ibadah, dan peningkatan sumber daya manusia," kata dia.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015