Abuja (ANTARA News) - Dua perempuan pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak mereka di satu pasar besar telepon di Negara Bagian Kano, bagian barat-laut Nigeria, Rabu (18/11), menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai puluhan orang lagi.

Kepala Polisi Negara Bagian Kano Musa Katsina, yang sebelumnya berada di lokasi ledakan, juga mengkonfirmasi peristiwa itu kepada Xinhua, Kamis pagi, tapi tak bersedia menyebutkan jumlah resmi mengenai korban jiwa. Ia menyatakan penyelidikan telah diluncurkan mengenai serangan tersebut.

Bom itu meledak saat warga setempat berkumpul untuk beribadah malam hari di pasar tersebut, kata Saleem Ahmed Saleem, seorang saksi mata. Saksi mata itu menghitung lebih dari 50 mayat yang tergeletak jalan di pasar tersebut.

"Orang-orang telah berkumpul dalam beberapa kelompok untuk berwudhu, sebelum shalat, ketika bom pertama meledak dan dengan cepat diikuti oleh ledakan lain," kata saksi mata itu.

Seorang saksi mata lain yang diidentifikasi sebagai Mohammed Garba mengatakan bom pertama meledak di jalan masuk pasar tersebut sedangkan bom kedua meledak cuma berselang beberapa saat di pusat kota.

Mengingat pasar itu biasanya dipenuhi orang, korban jiwa lain diduga akan ditemukan selama operasi pertolongan, kata Garba.

Satu tim keamanan dan petugas pertolongan yang tiba di lokasi tak lama setelah peristiwa tersebut berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan massa di dalam pasar itu, salah satu yang terbesar di Negara Bagian Kano. Operasi pertolongan dimulai tak lama setelah kejadian.

Seorang perempuan pedagang yang diidentifikasi sebagai Hajia Maikudi mengatakan puluhan mayat dimasukkan ke dalam kantung mayat dan diangkut dengan menggunakan tiga truk besar ke satu instalasi kesehatan di dekat lokasi ledakan.

Kedua ledakan itu terjadi kurang dari 24 jam setelah 34 orang tewas dan 80 orang lagi cedera dalam serangan serupa di satu pasar di Yola, Ibu Kota Negara Bagian Adamawa di bagian timur-laut negeri tersebut, pada Selasa (17/11).

Boko Haram, kelompok gerilyawan yang berpusat di Nigeria dan diduga berada di belakang serangan itu, sejak 2009 telah melancarkan aksi kekerasan di Nigeria dalam upaya mendirikan negara dengan dasar agama.

Kelompok tersebut telah menewaskan tak kurang dari 13.000 orang dan menculik ratusan orang lagi. Negara tetangga di sekitar Nigeria --Niger, Chad dan Kamerun-- terpengaruh oleh aksi kelompok gerilyawan itu.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari telah menetapkan Desember sebagai tenggat buat militer untuk mengakhiri aksi perlawanan Boko haram.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015