Paris (ANTARA News) - Nasib tersangka otak utama teror Paris, Abdelhamid Abaaoud, masih tetap tidak diketahui setelah penyergapan besar-besaran di pinggiran kota Paris di Saint-Denis yang menewaskan dua orang, termasuk seorang perempuan pembom bunuh diri.

Para intelijen penyidik meyakini tersangka asal Belgia itu ada di sebuah apartemen di Saint-Denis sehingga memicu baku tembak selama tujuh jam dengan polisi sejak pagi buta.

Jaksa Paris Francois Molins mengatakan razia itu telah menangkal "sebuah tim teroris yang bisa melakukan serangan".

Paling sedikit dua orang tewas --seorang perempuan diyakini telah meledakkan diri dengan rompi bom bunuh diri dan satu lagi jenazah yang penuh dengan lubang bekas peluru-- kata jaksa.

Polisi menghujani situs itu dengan lebih dari 5.000 butir peluru setelah mengungsikan warga yang berada di dekat Stadion Stade de France.

Rangkaian ledakan keras terdengar begitu polisi memasuki apartemen itu dan seorang tersangka terlihat diseret hingga bokongnya terlihat.

Paling sedikit dua jenazah ditemukan di gedung yang rusak parah itu setelah baku tembak, namun mengidentifikasi mereka sungguh sulit, kata Molins dalam jumpa pers.

Jenazah yang terus menerus ditembaki itu tidak memungkinkan untuk diidentifikasi, kata dia.

Mengingat parahnya kerusakan pada bangunan apartemen itu, mustahil mengetahui berapa banyak yang meninggal dunia dan siapa saja mereka, kata Molins.

"Saya tak bisa memberi Anda jumlah persisnya dan identitas mereka yang terbunuh. Paling sedikit dua orang tewas dan verifikasi mungkin akan memerlukan waktu yang lebih lama dari perkiraan," sambung dia.

"Satu tim baru teroris telah dilumpuhkan dan semua petunjuk menyebutkan berdasarkan senjata mereka, struktur organisasi mereka dan kegigihan mereka, komando (teroris) ini bisa melakukan serangan," kata dia.

Delapan orang ditahan menyusul serangan ini namun baik Abaaoud maupun pemuda berusia 26 tahun bernama Salah Abdeslam yang menjadi tersangka pelaku serangan teror di Paris bersama kakaknya Brahim yang meledakkan dirinya, tidak termasuk orang-orang yang ditahan, kata Molins.

Abaaoud adalah petempur ISIS berusia 28 tahun yang semula dianggap berada di Suriah setelah kabur menghindari razia di tanah asalnya Belgia belum lama tahun ini.

Dia diyakini telah merencanakan sejumlah serangan dan diyakini menjadi otak serangan bersenjata dan bom bunuh diri di bar-bar, restoran-restoran, di luar Stadion Stade de France dan di balai konser Bataclan yang merenggut 129 nyawa Jumat malam pekan lalu.

Bagian kunci dari bukti yang ditemukan penyidik adalah sebuah ponsel yang ditemukan di tong sampah dekat Bataclan di mana 89 orang tewas, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015