Kita di sini yang terkendala itu obat kusta karena beberapa waktu lalu itu stok obat kurang...
Jayapura (ANTARA News) - Puskesmas Bagaiserwar II, Distrik Sarmi Timur, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, menemukan sebanyak 10 penderita penyakit kaki gajah atau filariasis di sekitar wilayah pelayanan Puskesmas tersebut.

Kepala Puskesmas Bagaiserwar II Delila Y Simopiaref ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Jumat, mengemukakan khusus untuk penanganan kaki gajah, kini sudah eliminasi dan sudah dilakukan sebanyak tiga kali per kampung.

"Kalau yang kaki gajah sekarang sudah eliminasi dan kita sudah putaran ketiga per kampung, kalau yang positifnya tidak terlalu banyak ada sekitar 10 penderita kaki gajah, mereka sementara ditangani," kata Delila.

Menurut dia, hingga kini pihaknya terus mendorong masyarakat agar mencegah kaki gajah dengan cara minum obat filariasisi/kaki gajah di setiap kampung.

Dia mengatakan, selain filariasis, ada juga penyakit kusta yang juga dialami masyarakat di setiap kampung yang ada di sekitar Kabupaten Sarmi.

"Di sini (Sarmi.red) ada pasien filariasis tapi juga ada pasien kusta yang juga hampir dialami oleh masyarakat yang ada di setiap kampung," katanya.

Untuk kusta, kata dia, hingga kini pihaknya menemukan 10 penderita dan dari jumlah itu, sebagian di antaranya anak-anak dan balita, mereka sementara ditangani, penderita diminta rutin minum dan menjaga agar tidak putus minum obat.

Lebih lanjut dia mengatakan, penanganan kusta sudah dilakukan hanya saja Puskesmas sering terkendala obat, terkadang stok obat kusta dari Dinas Kesehatan Sarmi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Papua kurang.

"Kita di sini yang terkendala itu obat kusta karena beberapa waktu lalu itu stok obat kurang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi kan minta ke Dinas Kesehatan Papua, kalau untuk kusta kita di sini hampir 10 penderita kusta, ada anak-anaknya lagi, ada juga balita," ujarnya.

Delila menambahkan, Puskesmas Bagaiserwar II, Distrik Sarmi Timur melayani satu Distrik teregistrasi, dua distrik pemekaran, dan 12 kampung.

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015