Kalianda (ANTARA News) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai selama 16 tahun reformasi jiwa nasionalis dan persaudaraan bangsa Indonesia terus meluntur dan memudar.

"Pejabat negara yang seharusnya menjadi contoh teladan masyarakat, saat ini dengan mudah mengucapkan caci maki," kata Zulkifli Hasan dalam pidatonya pada acara wisuda sarjana di kampus STAI Yasba, di Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu.

Menurut Zulkifli Hasan, di antara pejabat dapat terjadi saling saling caci maki, di antara pemuda saling tawuran, di antara partai saling berkelahi, dan sebagainya.

"Pejabat negara juga banyak yang memikirkan diri sendiri dan berusaha memperkaya diri," katanya.

Zulkifli menegaskan, padahal Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.

"Menurut Bung Karno, Pancasila adalah kasih sayang, cinta kasih, gotong-royong, dan musyawarah mufakat," katanya.

Namun, perilaku bangsa Indonesia saat ini, kata dia, banyak yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Padahal, kata Zulkifli, pada 70 tahun lalu, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah sepakat, bahwa bangsa Indonesia adalah saudara dalam keluarga besar negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelumnya, kata dia, pada 1928 para pemuda Indonesia Indonesia juga sudah sepakat, mengikrarkan sumpah pemuda.

"Bangsa Indonesia saat ini, harusnya tidak boleh saling caci maki dan berkelahi," katanya.

Menurut Zulkifli, MPR RI sebagai lembaga tinggi negara, menjalankan program sosialisasi empat konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara yang disebut menjadi Empat Pilar MPR RI.

Melalui sosialisai Empat Pilar yang meliputi, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, kaya dia, MPR RI berupaya menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme dan persaudaraan bangsa.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015