Bogor (ANTARA News) - Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, MSc menyatakan IPB terus tumbuh dengan signifikan serta memberikan kontribusi nyata dalam menghasilkan karya inovatif yang prospektif bagi kemajuan bangsa.

"Ke depan IPB mengantarkan inovasi agar berguna bagi masyarakat dan perlu mendorong agar inovasi dapat memperkuat pertanian," kata Prof Herry pada Seminar Nasional dan Pelepasan Alumni Magister Manajemen dan Doktor Manajemen Bisnis, Sekolah Bisnis IPB, di Grand Hyatt Jakarta, Sabtu.

Herry mengatakan, visi IPB menjadi perguruan tinggi berbasis riset dan penggerak prima pengarusutamaan pertanian yang menempatkan IPB sebagai institusi yang sangat diperhatikan oleh masyarakat luas.

"Seolah-olah kalau ada urusan pertanian IPB yang disalahkan. Seperti kalau ada impor pangan, IPB dipersalahkan. Kemana aja IPB, kenapa ada impor beras. Padahal yang impor siapa, tapi yang disalahkan IPB. Kalau ada yang impor barang atau alat, kawan kita tidak disalahkan," kata Herry.

Menurut Herry, penilaian masyarakat tersebut sebagai bentuk perhatian. Ibarat dalam sebuah keluarga, ada anak yang diberikan tugas oleh orang tuanya lebih besar dibanding kakak-kakannya.

"Dan biasanya anak itu lebih bisa diandalkan dibandingkan kakaknya," kata Herry.

"Kalau IPB sering dipersalahkan soal pertanian, artinya bangsa ini yakin dengan IPB. Hanya saya belum mendapat kesempatan. In Shaa Allah apabila kesempatan itu ada, IPB siap untuk berbakti," kata Herry.

Herry mencontohkan banyak alumni IPB yang bekerja di perusaan besar pertanian seperti Sinarmas. Situasi ini juga kerap memberikan penilaian lain, alumni IPB dinilai banyak bekerja di bidang selain pertanian, seperti bank, bisnis dan perusahaan lainnya.

"Dulu dikatakan salah satu kelebihan IPB bisa bekerja dimana saja kecuali pertanian. Kalau sekarang kita ganti, alumni IPB bisa bekerja apa saja, apalagi pertanian," kata Herry.

Herry mengatakan, pada September lalu IPB telah mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian untuk memperluas areal pendampingan teknologi budidaya tanaman padi tipe baru IPB 3S dari 500 hektare di Kabupaten Karawanga emnjadi 50.000 hektare di berbagai provinsi di Indonesia.

Dikatakannya, hal tersebut adalah bagian dari program yang dipromosikan IPB dalam rangka pengarusutamaan pertanian yakni tentang model agribisnis yang optimum dan modern yang meliputi penerapan teknologi IPB Prima, konsolidasi usaha, integrasi hulu hilir dan pembentukan winning team untuk membangun sistem produksi pangan nasional yang tangguh.

"Bekerja di sektor pertanian merupakan bidak yang kompleks, ketidakpastian. Serahkan sama alumni IPB, kalau diberikan kesempatan In shaa Allah kita bisa," kata Rektor.

Beberapa prestasi dan penghargaan yang diperoleh IPB antara lain pada bulan Maret 2015, IPB mendapat penghargaan nasional sebagai perguruan tinggi dengan komersialisasi paten terbanyak dari Kementerian Hukum dan HAM. Pengakuan ini melengkapi prestasi pada tahun 2012 dimana IPB mendapat penghargaan sebagai perguruan tinggi yang terbanyak mendaftarkan paten di Indonesia.

Untuk perolehan Paten adn HKI lainnya, secara kumulatif sampai dengan 25 September 2015, IPB telah mengajukan 291 aplikasi paten dan 75 diantaranya telah diberi paten (grated). Selain paten, IPB juga telah mendaftarkan 14 merek dan empat diantaranya telah granted serta enam pendaftaran hak cipta.

IPB masih tetap mendominasi daftar Inovasi Indonesia paling prospektif hasil seleksi Bussiness Innovation Center (BIC) selama delapan tahun sejak 2008. Dari 107 Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2015, terdapat 45 inovasi IPB (42,06 persen), terbanyak dari lingkungan perguruan tinggi. Dari data publikasi ilmiah terindeks Scopus hingga September 2015, IPB masuk dalam lima besar perguruan tinggi negeri dengan jumlah publiasi terindeks Scopus yakni 210 artikel.

Sementara, publikasi ilmiah IPB di jurnal nasional juga cukup tinggi. Hingga September 2015, terdapat 353 publikasi di jurnal ilmiah nasional.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015