Mali tidak akan pernah sendirian dalam perang ini
Bamako (ANTARA News) - Mali hari ini memulai tiga hari berkabung nasional untuk para korban serangan Alqaeda di sebuah hotel mewah yang menewaskan 19 orang di ibu kota Bamako. Demikian pula tiga negara tetangganya; Senegal, Mauritania dan Guinea, sebagai unjuk solidaritas mereka.

Sementara itu para penyidik masih belum bisa menentukan jumlah dan kebangsaan para penyerang, namun serangan teror itu dilancarkan oleh dua kelompok.

Orang-orang bersenjata menyerbu Hotel Radisson Blu pada pagi buta Jumat pekan lalu dengan menyandera 170 tamu dan staf hotel.

Penyanderaan yang berakhir setelah pasukan Mali dan internasional menyerbu hotel namun membuat 19 orang tewas termasuk 14 orang asing dan dua penyerang.

Para korban itu terdiri dari enam orang Rusia, tiga orang Tiongkok, dua Belgia, seorang Amerika Serikat, seorang Israel, seorang Senegal dan seorang anggota pasukan khusus Mali.

Namun pasukan perdamaian PBB di Mali, MINUSMA, menyebutkan 22 orang mati, termasuk dua penyerang.

Presiden Senegal Macky Sall mengunjungi Bamako kemarin untuk menunjukkan solidaritas nasional bangsanya dan dukungan blok kawasan Afrika Barat ECOWAS yang tengah diketuai Senegal.

"Mali tidak akan pernah sendirian dalam perang ini, kita semua berkomitmen karena kita semua terlibat," kata dia seraya mengatakan Senegal, Mauritania dan Guinea juga berkabung tiga hari.

Kelompok Al-Murabitoun yang berafiliasi ke Alqaeda dan dipimpin si militan Aljazair bengis bermata satu Mokhtar Belmokhtar, menyatakan bertanggung jawab atas serangan teror itu.

Kelompok militan ini mengungkapkan bahwa hanya ada dua penyerang dalam serangan teror di Mali itu dan keduanya adalah orang Mali, demikian AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015