Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) pada Senin (23/11) mengeluarkan peringatan perjalanan ke seluruh dunia kepada segenap warganya dan mengingatkan mereka akan "peningkatan ancaman teroris" setelah serangan di Paris.

Amerika Serikat meningkatkan kesiagaan seusai serangan yang menewaskan 130 orang di Paris.

"Informasi terkini menunjukkan ISIL (alias Daesh), Al-Qaeda, Boko Haram, dan kelompok teroris lain merencanakan serangan teror di beberapa kawasan," kata nasihat perjalanan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Nasihat perjalanan itu menyatakan warga Amerika Serikat harus melatih kewaspadaan saat berada di tempat-tempat umum atau menggunakan sarana transportasi publik dan menyarankan warga Amerika menghindari kerumunan besar atau tempat-tempat ramai serta "berhati-hati saat musim liburan."

Dengan menyebut beberapa serangan terbaru di Denmark, Prancis, Mali, Nigeria, dan Turki, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga memperingatkan tentang ancaman serangan oleh orang-orang yang tidak terafiliasi namun terinspirasi oleh kelompok teror.

Dalam peringatan perjalanan yang diberlakukan hingga 24 Februari 2016 itu juga dinyatakan bahwa "kemungkinan serangan teror akan berlanjut seiring dengan kembalinya anggota ISIL atau Daesh dari Suriah dan Irak."

Pernyataan tersebut mengacu pada para petempur asing yang kembali ke negara asal mereka setelah berperang bersama ISIS.

"Para ekstremis menyasar acara olahraga berskala besar, bioskop-bioskop, pasar-pasar terbuka, dan layanan penerbangan," kata peringatan perjalanan Departemen Luar Negeri AS tersebut.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sering mengeluarkan peringatan perjalanan untuk masing-masing negara, namun "peringatan perjalanan ke seluruh dunia" terbilang setelah serangkaian serangan di beberapa negara tergolong langka.

Dalam peringatan perjalanan itu juga disebutkan bahwa "serangan baru dapat menggunakan berbagai taktik, menggunakan senjata konvensional maupun non-konvensional dan menyasar kepentingan resmi maupun swasta", demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.Y013)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015