Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.175 personel kepolisian, berasal dari Polres Metro Jakarta Timur dan seluruh polsek di jajarannya, serta Polda Metro Jaya bertugas mengamankan kawasan industri Pulogadung selama empat hari mogok nasional.

Menurut Kepala Bagian Operasi Polres Metro Jaktim AKBP Sumarman, Brimob dan Sabhara juga termasuk dalam satuan yang ditugaskan dalam pengamanan.

"Namun sampai sekarang belum ada tindakan pelanggaran yang menonjol dari para buruh," ujar Sumarman kepada Antara di lokasi unjuk rasa, Jakarta, Selasa sekitar pukul 13.50 WIB.

Ada pun dampak yang paling menonjol akibat unjuk rasa di Pulogadung, yang merupakan bagian aksi mogok nasional pada 24-27 November 2015, adalah kemacetan.

Namun Sumarman mengatakan hal tersebut wajar karena jumlah buruh yang mencapai ribuan dan mereka bersama-sama bergerak ke titik kumpul.

"Yang penting jangan menutup jalan dengan sengaja, jangan melakukan kekerasan dan tidak boleh sweeping," tutur dia.

Dia melanjutkan, para personel ditempatkan di beberapa titik kawasan industri yang dianggap rawan, seperti pintu tol Cakung Barat, Bundaran Pajak (disebut begitu karena letaknya dekat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu), serta pintu satu, pintu dua dan pintu tiga kawasan industri Pulogadung.

Unjuk rasa di Pulogadung sendiri merupakan bagian dari unjuk rasa nasional yang diselenggarakan serentak di Indonesia, mulai pukul 06.00 sampai 18.00.

Sebelumnya, Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, massa buruh akan dipusatkan di kawasan-kawasan industri, selain juga di pelabuhan dan jalan-jalan tol. Tetapi, tetap ada kemungkinan massa akan bergerak ke Istana Kepresidenan dan kantor-kantor gubernur.

Di Jakarta, Pulogadung, Sunter, Cakung, Tanjung Priok, adalah beberapa tempat yang menjadi lokasi unjuk rasa.

Diperkirakan ada sekitar empat juta buruh akan terlibat dalam aksi nasional ini.

Salah satu isu utama yang diserukan para buruh adalah penolakan terhadap Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015