Kami dari pihak Rumah Sakit Paniai susah sekali untuk mengubah pemahaman masyarakat dan perilaku mereka
Jayapura (ANTARA News) - Gereja dan warga di Kabupaten Paniai, Papua hingga kini menolak pemberlakukan sirkumsisi yang disosialisasikan oleh rumah sakit setempat dengan merobek undangan sosialisasi yang diberikan.

"Kami di Paniai memang sudah melakukan sirkumsisi hanya saja beberapa undangan yang kami kasih ke gereja-gereja terutama gereja Kingmi dan gereja Katolik menerima undangan yang kami kasih dengan baik, tapi gereja yang lain menolak," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah Paniai Febur Mote, di Jayapura, Rabu.

Menurut dia, beberapa gereja kemah injil di Paniai yang menerima undangan yang dikasih langsung dirobek dengan alasan apa yang Tuhan sudah ciptakan dengan baik, tidak boleh ada yang mengurangi dan menambah.

"Padahal kami dari kesehatan hanya anjurkan bahwa ini sebagai pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS dan juga penyakit menular lainnya," ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, sebagian besar warga Paniai juga menolak dan tak mau menerima undangan sirkumsisi. Pihak rumah sakit sudah melakukan sosialisasi namun sulit untuk mengubah perilaku mereka.

Warga menolak dengan berbagai alasan, pertama faktor agama dan mereka beranggapan bahwa sirkumsisi atau sunat itu dilakukan oleh agama Islam, sementara Kristen tidak melakukan sunat.

"Kami dari pihak Rumah Sakit Paniai susah sekali untuk mengubah pemahaman masyarakat dan perilaku mereka, kami susah untuk mengubah pola pikir mereka," katanya.

Namun, tambah dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi ke tingkat satuan tugas perangkat daerah (SKPD) dan ke masing-masing gereja dan beberapa sekolah di Paniai.

"Dari Sosialisasi yang kami lakukan, akhirnya baru 67 masyarakat yang menerima dan sudah melakukan sirkumsisi, sebagian besar masyarakat tidak menerima," ujarnya.

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015