... interval berlari yang begitu kerap, yang membutuhkan akselarasi dan pengereman, menekan jaringan tulang. Inilah alasan mengapa tulang lebih kuat...
Jakarta (ANTARA News) - Tak hanya bagus untuk kesehatan jantung, bermain sepak bola juga bermanfaat menguatkan tulang penderita kanker prostat, berdasarkan temuan studi dalam Osteoporosis International and European Journal of Applied Physiology.

Peneliti dari Universitas Copenhagen, Denmark, mengungkapkan, normalnya pria penderita kanker prostat memiliki tulang yang lebih rapuh karena pengobatan anti-hormon yang diberikan padanya menyebabkan turunnya level tostesteron dalam tubuh.

Mereka pun meningkat risikonya mengalami osteoporosis akibat pengobatan anti-hormon itu.

Namun, latihan sepakbola bisa mencegah efek samping pengobatan ini. Profesor olahraga dan kesehatan di Univesitas Copenhagen, Peter Krustrup, mengatakan, olahraga ini justru bisa membantu meningkatkan kepadatan tulang dan kekuatan otot.

Dalam sebuah studi, peneliti mempelajari 57 orang pria yang rata-rata berusia 67 tahun. Para partisipan ini telah menerima pengobatan untuk penyakit kanker prostatnya.

Peneliti lalu memberikan pelatihan sepabola pada sebagian partisipan 2-3 kali dalam seminggu selama 45-60 menit per hari dalam 32 minggu.  

Selama pelatihan pergerakan para partisipan direkam menggunakan GPS. Hasil penelitian memperlihatkan, sepakbola mampu meningkat kepadatan tulang sekitar 1-2 persen partisipan.

"Perubahan massa tulang di kaki mereka (yang mendapat pelatihan sepakbola) memberikan indikasi ini berhubungan dengan aktivitas spesifik yang kita lihat dalam sepakbola, dimana interval berlari yang begitu kerap, yang membutuhkan akselarasi dan pengereman, menekan jaringan tulang. Inilah alasan mengapa tulang lebih kuat," kata salah satu peneliti, Jacob Uth.

Menurut dia, semakin banyak tulang yang ikut aktif digerakkan selama latihan, semakin bagus untuk stimulasi.

"Saat kau mengubah posisi, menendang dan memblokir bola atau duel dengan lawan seperti halnya yang terjadi di sepakbola, semakin besar rangsangan pada jaringan tulang," tutur Uth seperti dilansir Eurekalert.org.

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015