... banyak hal-hal yang masih belum terselesaikan di global. China masih melambat, Eropa juga belum bangkit sepenuhnya, yang positif masih Amerika...
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, menanggapi wajar kebijakan suku bunga acuan (BI rate) ketat dari Bank Indonesia mengingat kondisi global masih diliputi ketidakpastian yang tinggi.

"Saya kira bukan hanya faktor suku bunga Amerika Serikat yang dilihat BI, tapi juga banyak hal lain seperti faktor rupiah itu sendiri. Itu harus diantisipasi semua dan pasti BI juga harus hati-hati kan," ujar Parwati di Jakarta, Rabu.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Selasa lalu (17/11), memutuskan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 7,5 persen dengan suku bunga deposit facility 5,5 persen dan lending facility pada tingkat 8 persen.

Menurut Surjaudaja, perekonomian global masih dinamis dan memberikan pengaruh terhadap kondisi makro ekonomi domestik yang diindikasikan dengan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tiga kuartal terakhir.

"Masih banyak hal-hal yang masih belum terselesaikan di global. China masih melambat, Eropa juga belum bangkit sepenuhnya, yang positif masih Amerika. Sepertinya dengan faktor-faktor itu masih banyak tantangannya di luar," kata dia.

Bank sentral juga memutuskan menurunkan Giro Wajib Minimum Primer dalam pupiah, dari sebelumnya 8 persen menjadi 7,5 persen berlaku efektif sejak 1 Desember 2015. 

Kebijakan itu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan mendukung ekonomi yang mulai meningkat semenjak triwulan III 2015.

BI sendiri memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2016 mendatang akan berada di kisaran 12-14 persen, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini 11 persen.

Dia sendiri meyakini proyeksi pertumbuhan kredit tersebut dapat dipenuhi oleh industri perbankan seiring dengan akan semakin meningkatnya proyek infrastruktur dan belanja pemerintah pada tahun depan sehingga akan mengerek pertumbuhan ekonomi.

"Kami sih optimis juga di level itu (12-14 persen), bakal lebih tinggi juga sih mungkin. Karena di 2015 pun kamu tumbuhnya di kisaran 15 persen," ujar dia. 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015