Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat 90 poin menjadi Rp13.628 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.718 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali bergerak positif terhadap dolar AS. Pelaku pasar uang di dalam negeri cukup antusias dengan fundamental ekonomi Indonesia ke depan masih akan stabil meski dibayangi sentimen eksternal seperti gejolak geopolitik," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa harapan positif itu seiring dengan penyerapan anggaran untuk pembangunan proyek infrastruktur diperkirakan sesuai dengan prediksi pasar yakni sekitar 93 persen menyusul aksi pemerintah yang akan lebih cepat mengambil keputusan.

Dari eksternal, lanjut dia, bank sentral Amerika Serikat (the Fed) diperkirakan merealisasikan kenaikan suku bunga acuannya pada Desember mendatang.

"Kepastian langkah the Fed untuk menaikan suku bunga acuannya itu menjadi sinyal positif bagi pasar, pasar juga diperkirakan telah siap mengantisipasinya, besaran kenaikan suku bunga the Fed itu juga diperkirakan dilaksanakan secara bertahap," katanya.

Analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe optimistis sentimen fundamental ekonomi domestik yang positif dapat mengimbangi kenaikan suku bunga the Fed.

"Dampak paket kebijakan ekonomi diperkirakan terasa pada 2016 mendatang, sehingga diharapkan dapat mengimbangi sentimen kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu (25/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.673 dibandingkan hari sebelumnya (24/11) di posisi Rp13.723 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015