Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak empat film Indonesia, yaitu Sang Penari, Laut Bercermin (The Mirror Never Lies), Berbagi Suami dan The Photograph turut meramaikan Festival Film Prancis ke-20 dengan mempersembahkan hasil ko-produksi Prancis-Indonesia.

"Fokus program kali ini didedikasikan bagi kolaborasi sinematografi antara Prancis dan Indonesia. Keempat filmnya merupakan buatan anak bangsa," kata Direktur Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya, Veronique Mathelin, di Surabaya, Rabu.

Selain itu, lanjutnya, ada satu film lagi yaitu Garuda Power: The Spirit Within karya sutradara asal Prancis yang menceritakan tentang film laga Indonesia yang terpengaruh silat China pada dasawarsa '30-an dengan mengadaptasi komik superhero pada 1970.

"Untuk film Sang Penari atau The Dancer menceritakan Srintil dan Rasus yang saling jatuh cinta, namun takdir Srintil memaksa mereka berpisah karena didesak tanggung jawab atas masyarakat desanya dengan menjadi seorang penari ronggeng, yang dipercaya dapat mendatangkan kedamaian dan kesejahteraan bagi desanya," tuturnya.

Berikutnya, film Laut Bercermin atau The Mirror Never Lies, tambahnya, menceritakan tentang gadis perempuan yang ingin menemukan ayahnya yang hilang saat berada di lautan. Cermin yang diberikan ayahnya menjadi salah satu harapan untuknya.

"Gadis perempuan bernama Pakis ini percaya dengan cermin dan air, ia bisa melihat bayangan ayahnya seperti orang-orang Bajo yang menjadi suku pengembara di lautan, hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang hadir dalam hidupnya," terangnya.

Selanjutnya, film Berbagi Suami karya Nia Dinata menceritakan tentang poligami di Indonesia masa kini, yang merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia.

"Salma, Siti dan Ming adalah tiga perempuan yang berasal dari kelas sosial dan etnis berbeda, mereka belajar untuk berbagi cinta dan perhatian suami yang kemudian mengungkap konflik batin yang dialami istri-istri seiring pencarian jawaban atas permasalah mereka," jelasnya.

Lain halnya dengan film The Photograph yang menceritakan tentang seorang penyanyi bar yang dikejar oleh seorang germo, hingga akhirnya mengungsi ke sebuah kamar sempit di tangga milik Johan, yang menjadi seorang tukang potret yang sudah tua dan sakit-sakitan.

"Sita yang menjadi seorang penyanyi bar kemudian menjadi pembantu Johan dan menguak masa lalu Johan yang menyedihkan melalui foto-foto yang ia sembunyikan, akhirnya ia memutuskan untuk membantu Johan memenuhi keinginan terakhirnya," tandasnya.

Fokus kegiatan kali ini berlangsung secara serentak di Jakarta, Bali, Bandung, Jogjakarta, Jombang, Makassar, Malang, dan Surabaya dalam kurun 25 November-9 Desember.

Pewarta: Indra Setiawan dan Laily Widya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015