Tunis (ANTARA News) - Tunisia, Rabu, mengumumkan menutup perbatasan darat dengan Libya yang dilanda perang selama 15 hari setelah peristiwa pemboman bus mematikan di Tunisia yang diklaim oleh kelompok bersenjata ISIS.

Dewan Keamanan Nasional, yang dipimpin oleh Presiden Beji Caid Essebsi, memutuskan untuk menutup perbatasan mulai tengah malam dengan "pengawasan yang diperkuat di perbatasan maritim dan di bandara," kata sebuah pernyataan .

Ribuan warga Tunisia telah melakukan perjalanan ke Libya, serta ke Irak dan Suriah , untuk berjuang bersama  ISIS, menurut pihak berwenang.

Dewan juga memutuskan untuk "meningkatkan operasi untuk memblokir laman (internet) terkait dengan terorisme", kata pernyataan itu .

Otoritas akan "mengambil langkah-langkah mendesak mengenai orang yang kembali dari kawasan yang banyak konflik, sejalan dengan hukum antiteroris," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dewan juga mengumumkan pemerintah akan merekrut 3.000 agen tambahan di Kementerian Dalam Negeri tahun depan, serta 3.000 orang tentara.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015