Jakarta (ANTARA News) - Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Ellen Tangkudung mengaku optimistis transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT) bisa rampung pada 2018 jika tidak ada halangan politis.

"Paling tidak yang progress nya cukup baik itu MRT. Kalau tidak ada halangan yang berarti, secara struktur, konstruksi, itu bisa beroperasi di 2018. Bila tidak ada halangan politis. Jadi secara teknis itu bisa (rampung) bila tidak ada halangan di luar teknis," ujar dia saat dihubungi ANTARA News, Kamis.

Transportasi lainnya, menurut Ellen, semisal Tranjakarta layang pun bisa rampung di tahun yang sama, asalkan tak ada masalah di bagian konstruksi ataupun hal teknis lainnya. "Kemarin kan ditemui kendala politis, seperti kalau pemerintahan berganti, gubernur berganti atau hal lainnya, atau anggaran tidak lancar bisa repot," kata dia.

Ellen menilai, selain pengerjaan infrastruktur yang masih berjalan, hal-hal semacam koordinasi antar instansi perlu dibenahi, demi rampungnya angkutan massal sesuai target. "Misalnya antara Bina Marga dan Dinas Perhubungan, lalu dengan Dinas Lalu Lintas dan lainnya. Infrastruktur kan masalahnya beragam, bisa soal kabel listrik sehingga harus berkoordinasi dengan PLN,  lalu ada pipa air mesti berkoordinasi dengan PAM," tutur Ellen.

"Kalau tidak ada koordinasi, memang secara teknis sudah jalan bisa saja muncul hambatan. Biasanya koordinasi yang kita agak kurang. Ini jadi kendala," tambah dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menyatakan keinginannya agar transportasi massal seperi Light Rail Transport (LRT), MRT, bus transjakarta, kereta cepat dan kereta bandara terintegrasi bisa berjalan sebelum ASEAN Games 2018 berlangsung.

Menurut Presiden, dibandingkan negara lain, Indonesia masih tertinggal dalam hal transportasi massal. Oleh karena itu, ia ingin agar semua proyek terkait ini segera dimulai dan dirampungkan.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015