Jakarta (ANTARA News) - Mantan Koordinator di Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM Atena Falathi mengaku pernah diperintahkan untuk membeli tiket konser Lady Gaga dan Stevie Wonder untuk anak mantan Menteri ESDM Jero Wacik.

"Pak Sekjen memanggil saya, ini pak menteri butuh konser Lady Gaga, saya cari lalu saya minta ke Bu Sri Utami, setelah itu baru saya serahkan ke protokoler," kata Atena dalam sidang pemeriksaan saksi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis.

Dalam dakwaan Jero Wacik disebutkan bahwa Jero menggunakan sebagian uang DOM yang dikelola selama periode 2008-2011 untuk membayar biaya keperluan keluarganya seperti pijat refleksi, potong rambut dan salon, transportasi panggil petugas medis dan laboratorium, transportasi dan pembelian makanan untuk keluarga di kantor, transportasi untuk mengambil makanan diet, makan malam untuk staf dan ajudan yang lembur, transportasi mengantar berkas ke kediaman terdakwa yang ketinggalan, pembayaran kartu kredit ANZ atas nama Jero Wacik, membeli peralatan persembayangan/sesaji dan keperluan keluarga menteri lainnya.

"Tiket Lady Gaga itu Rp10 juta, untuk April 2012," tambah Atena.

Namun meski sudah dibeli, tiket itu tidak jadi dipergunakan karena konser tersebut batal.

"Tapi gagal walau tiket sudah dibeli," ungkap Atena.

Sedangkan tiket konser Stevie Wonder juga dibeli sebulan sebelumnya.

"Sama juga, saya dipanggil pak Sekjen (Waryono Karno) dan bilang pak menteri mau nonton Stevi Wonder dan saya searching dari internet untuk anaknya pak Jero Wacik," jelas Atena.

Setelah mengetahui harga tiket, ia pun melapor ke Kepala Bidang Pemindahtanganan, Penghapusan, dan Pemanfaatan Barang Milik Negara (PPBMN) Sri Utami sebagai koordinator kegiatan di Setjen ESDM untuk mendapatkan uang pembelian tiket.

"Setelah dibeli lalu langsung diserahkan ke protokol Sekjen namanya Purwanto, itu harganya Rp50 juta pada Maret 2012," tambah Atena.

Atas kesaksian tersebut, Jero Wacik mengaku tidak pernah memerintahkan pembelian tiket tersebut.

"Saya tidak pernah memerintahkan membeli tiket Stevie Wonder dan harganya Rp50 juta dan banyak sekali? Ini sedang ramai orang mencatut-catut nama dan uang. Harga tiket kok Rp50 juta? Di mana lenyapnya uang ini?" kata Jero Wacik.

Menurut Jero, Stevie Wonder pentas pada pagelaran musik Java Jazz dan terkait Java Jazz, ia selalu mendapatkan tiket VIP karena ia yang mendorong terciptanya Java Jazz pada 2005 saat masih menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

"Stevie Wonder ternyata main di Jakarta di Java Jazz, bukan konser Stevie Wonder sendiri. Harga tiketnya Rp300 ribu yang festival dan yang VIP Rp1,6 juta, sedangkan saya selalu dapat VIP card oleh Peter Gontha karena saya yang mendorong Java Jazz pada 2005," tambah Jero.

Sementara anak-anaknya pun menurut Jero juga mendapat tiket gratis meski hanya untuk festival.

"Anak saya cuma 4 dan mereka senangnya nonton festival, dan anak saya dikasih tiket yang festival. Tidak ada saya perintahkan membeli tiket Stevie Wonder dan Lady Gaga yang saat itu gagal pentas, dan ini banyak pencatutan nama," tegas Jero.

Dalam perkara ini Jero didakwa melakukan tiga perbuatan yaitu pertama merugikan keuangan negara dari Dana Operasional Menteri (DOM) sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada periode 2008-2011 hingga Rp10,59 miliar yang Rp8,4 miliar di antaranya digunakan untuk keperluan pribadi dan keluarganya.

Perbuatan kedua adalah Jero menerima hadiah sebanyak Rp10,381 miliar sepanjang November 2011-Juli 2013 saat menjabat sebagai Menteri ESDM yang digunakan untuk berbagai keperluan dirinya.

Ketiga, Jero didakwa menerima Rp349 juta dari Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Pertambangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Herman Arief Kusumo untuk perayaan ulang tahun ke-63.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015