Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 16 imigran gelap dari tiga negara ditemukan warga terdampar di perairan desa Skala Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Kamis malam.

Sejumlah imigran gelap tersebut terdiri dari 13 berkewarganegaraan India, dua berkewarganegaraan Nepal dan satu lagi berkewarganegaraan Bangladesh.

Dari laporan yang diterima oleh Antara, diketahui bahwa kapal pembawa imigran, KM Farah, ditemukan oleh warga dari Tablolong bernama Daniel Lani.

Menurut Daniel, kapal tersebut terdampar di perairan desa skala karena kehabisan bahan Bakar minyak.

"Mereka teriak-teriak minta tolong baru kemudian kami giring mereka ke darat, lalu kami lapor polisi terdekat," ujarnya.

Dari pantauan Antara, sejumlah imigran gelap tersebut tiba di Polda NTT untuk dilakukan pemeriksaan oleh Unit "People Smuggling and Tracfficking" Polda NTT.

Sejumlah imigran tersebut membawa sejumlah koper serta sejumlah tas ransel yang nantinya akan digunakan mereka bisa ke Australia.

Muhammad Anwar (22) seorang imigran asal Bangladesh mengaku sebelumnya ia bersama ke-15 temannya telah menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 hari.

"Kami berlayar menuju ke Christmas Island di Australia. Saat tiba di sana kami ditahan selama empat hari, dan kapal yang kami gunakan dari Jakarta dihancurkan oleh pihak keamanan Australia," ujarnya kepada wartawan.

Setelah ditahan selama empat hari, pihak keamanan laut Australia, menyuruh mereka kembali ke Indonesia, dengan mengganti kapal baru dan memberikan BBM yang secukupnya.

Ia mengaku saat diusir dari perairan Australia, para petugas keamanan tersebut mengatakan bahwa Australia tidak menerima kedatangan imigran gelap dari negara manapun.

Sampai berita ini diturunkan, pihak kepolisian Polda NTT masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah imigran itu, dan sampai saat ini pihak kepolisian belum memberikan keterangan terkait ditahannya sejumlah imigran tersebut.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015