Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Pasukan Suriah yang didukung Rusia belum lama ini telah membuat "keberhasilan cepat" dalam perang melawan kelompok gerilyawan di beberapa front, kata militer Damaskus di dalam satu pernyataan, Kamis (26/11).

Sementara itu Angkatan Udara Rusia telah meningkatkan serangan udaranya dan memasang sistem pertahanan canggih di dekat pantai Suriah.

"Garis pertahanan kelompok pelaku teror telah mulai runtuh di banyak daerah ... informasi yang kami peroleh menunjukkan ratusan pelaku teror melarikan diri dari medan tempur ke arah perbatasan Turki," kata pernyataan tersebut.

Angkatan Udara Suriah melancarkan sebanyak 179 serangan udara selama lima hari belakangan, dengan membidik 673 sasaran gerilyawan di pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus, Provinsi Homs di bagian tengah negeri itu, Provinsi Idlib di bagian barat-laut, Provinsi Aleppo di bagian utara, Provinsi Pantai Latakia dan Deir Az-Zour di Suriah Timur.

"Serangan tersebut telah merenggut banyak korban di pihak kelompok teror Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, dan kelompok lain di beberapa daerah," kata pernyataan itu.

Sementara itu, satu sumber militer Suriah mengatakan Angkatan Udara Damaskus melancarkan sebanyak 134 serangan udara, menggempur 449 posisi kelompok teror pada Senin (23/11) dan Selasa, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

Dalam kejadian lain serangan udara Rusia menghancurkan 30 pusat komando, delapan gudang senjata, 55 posisi tempat peralatan berat militer ditempatkan dan 337 pertemuan kelompok gerilyawan selain empat kilang minyak yang digunakan ISIS.

Militer Suriah juga menyatakan Armada Laut Hitam Rusia, Moskva, tiba di lepas pantai Kota Latakia pada Kamis (26/11) untuk ikut dalam pertahanan udara.

Terlebih lagi, sistem rudal tangguh Rusia, S-400, digelar di Pangkalan Udara Hmeimim di Latakia, sebagai bagian dari aksi militer Rusia yang ditingkatkan di Suriah. Pada 17 November, satu jet tempur Rusia ditembak-jatuh oleh Turki di dekat perbatasan Turki-Suriah.

Turki menyatakan jet Rusia tersebut "menyusup ke wilayah udara Turki", pernyataan yang dibantah dengan tegas oleh Moskow. Para pejabat Moskow menegaskan jet itu "berada di wilayah udara Suriah" ketika ditembak-jatuh oleh Turki.

Peristiwa tersebut, yang menewaskan satu dari dua pilot Rusia dan menghancurkan jet tempur itu, telah menyulut ketegangan antara Moskow dan Ankara dan membuat Rusia meningkatkan sistem pertahanannya di Suriah untuk melindungi pasukannya dari setiap ancaman.

Peningkatan sistem pertahanan udara tangguh semacam itu akan memungkinkan Rusia melindungi seluruh wilayah udara Suriah dari setiap upaya penyusupan, kata beberapa pengamat.

Menteri Pertahanan Rusia, Shergei Shoigu, Rabu (25/11), mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menginstruksikan penggelaran sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 di Pangkalan Udara Hmeimim di Suriah, tempat Angkatan Udara Rusia ditempatkan. 

Tujuannya meningkatkan kemampuan pertahanan udara Rusia setelah ditembak-jatuhnya pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-24, oleh Turki.

Triumph S-400, sistem rudal anti-pesawat generasi baru, mampu menyerang sasaran udara dalam jarak sampai 400 kilometer dengan rudal jarang menengah dan jauh.

Penggelaran sistem rudal S-400 memicu kekhawatiran di kalangan negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang kedutaan besarnya di Moskow pada Kamis mengatakan keputusan untuk menggelar sitem rudal S-400 di Suriah akan menambah rumit situasi di negara Arab itu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015