Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus informatif dan terbuka kepada masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya gesekan saat Pilkada serentak 2015 yang berlangsung pada 9 Desember nanti.

"KPU harus intensif dan terbuka memberi perkembangan kepada publik. Kalau KPU tidak informatif, sangat mudah dimainkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Titi, saat dihubungi ANTARA News, Jumat.

Menurut Titi, dengan sikap KPU yang informatif dan terbuka akan mengimbangi informasi yang tidak bertanggung jawab termasuk hasil hitung cepat Pilkada yang dikhawatirkan berpotensi menimbulkan respon berlebihan dari masyarakat.

"KPU harus menginformasikan seluas mumgkin kepada publik bahwa hasil rujukan itu hasil manual. Masyarakat betul-betul harus diyakinkan dan diberi informasi bahwa hasil valid dan resmi itu dari KPU," ujar Titi.

"Terutama yang harus intens dengan publik adalah KPU daerah karena lokus kompetisi Pilkada itu di daerah, apalagi daerah yang calonnya juga punya konsultan," tambahnya.

Sementara itu, untuk menghindari munculnya hasil hitung cepat yang tidak independen, Titi juga mengimbau agar lembaga hitung cepat menampilkan lembar metodologi dan metode sampelnya.

"KPU harus betul-betul menekankan kepada lembaga hitung cepat untuk menampilkan lembar metodologi dan metode sampelnya, jangan sampai membangun opini sepihak tanpa didukung secara akademik dan bertanggung jawab," ujarnya.

Menurut Titi, hitung cepat hasil Pilkada akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat terutama di daerah yang memiliki tingkat kompetisi tinggi diantara para calon.

"Terutama di daerah besar dan tingkat kompetisi yang tinggi, ketat, atau ada calon petahana yang maju lagi serta daerah yang hanya diikuti dua pasang calon atau head to head," tutur Titi.

Ia mengungkapkan terdapat 87 daerah yang hanya memiliki dua pasang calon. Meski demikian, Titi mengaku optimistis Pilkada serentak yang baru pertama kali digelar di Indonesia ini akan berlangsung dengan tertib.

"Saya optimistis kalau melihat progres sampai saat ini, kita telah belajar banyak dari Pilpres, dan sejauh ini situasi konudusif. Dan harapannya kalau pun ada pasangan calon yang keberatan ditempuh dengan upaya hukum," kata Titi.

Pewarta: Monalisa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015