London (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, Jumat, mencoba meredakan ketegangan dengan Moskow soal penembakan pesawat tempur Rusia di perbatasan Suriah, dengan menyerukan persatuan untuk melawan kelompok ISIS.

"Sementara langkah untuk mempertahankan wilayah kami akan tetap berjalan, Turki akan bekerja sama dengan Rusia dan sekutu lain kami untuk meredakan ketegangan," kata Davutoglu di harian "The Times" terbitan Jumat di London.

"Penembakan jatuh jet tak dikenal di ruang udara Turki bukan tindakan melawan negara tertentu," katanya, seperti dikutip AFP.

Davutoglu menekankan bahwa masyarakat internasional harus bersatu melawan "musuh bersama".

"Masyarakat internasional seharusnya tidak berdiri sendiri. Kalau tidak, pemenangnya hanyalah Daesh... dan rezim Suriah," katanya, menggunakan istilah Arab untuk ISIS.

"Fokus seharusnya untuk menangani, menghadapi, ancaman internasional dari Daesh, mengamankan masa depan Suriah dan mencari solusi bagi krisis pengungsi saat ini," katanya.

Rusia bertekad untuk mengambil langkah-langkah balas dendam melawan perekonomian Turki, untuk membalas aksi penembakan pesawat tempurnya oleh Turki awal pekan ini.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis dengan marah menolak permintaan Kremlin untuk meminta maaf, dan mengatakan bahwa timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin telah mengabaikan panggilan telepon darinya setelah insiden tersebut.

Penembakan pesawat di perbatasan Suriah itu telah meningkatkan kekhawatiran akan memantik konflik geopolitik yang lebih luas, dan mempersulit pencapaian konsensus pada masalah Suriah.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015