Siaran pers Sinar Mas Land menyebutkan, dalam event yang digelar oleh Forbes Indonesia di Jakarta (25/11), Sinar Mas Land diwakili oleh Dhony Rahajoe, Managing Director President Office yang menerima award tersebut secara langsung.
Penghargaan “Best of The Best” 2015 ditujukan untuk perusahaan-perusahaan Terbuka dengan kinerja keuangan terbaik di Indonesia.
Kinerja keuangan Sinar Mas land yang selalu positif bahkan membuat PT Bumi Serpong Damai Tbk telah menerima penghargaan ini sebanyak 4 kali berturut-turut.
Sinar Mas Land tercatat di bursa saham Indonesia atas nama PT. Bumi Serpong Damai Tbk, (BSDE).
Pada awal tahun 2011, BSDE telah merampungkan proses akuisisi perusahaan terafiliasi yakni PT Duta Pertiwi Tbk, PT Sinar Mas Teladan dan PT Sinar Mas Wisesa. Akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja BSDE terutama portofolio pendapatan dan diversifikasi usaha BSDE.
PT.Bumi Serpong Damai Tbk, dikenal melalui salah satu proyek raksasanya yaitu BSD City yang berdiri di atas lahan seluas 6.000 Hektar di selatan Jakarta.
Sejumlah fasilitas bertaraf internasional telah dibangun di kawasan ini diantaranya Indonesia Covention Exhibition (ICE BSD City) yang merupakan gedung konvensi terbesar di Indonesia.
Geliat Sinar Mas Land tidak hanya di ranah lokal, karena Oktober 2015 mengakuisisi salah satu bangunan komersial ikonik di pusat kota kota London, Inggris, yakni Alphabeta Building (AB) dengan nilai 259.3 juta pound atau Rp. 5,5 Triliun.
Keberhasilan ini menjadi tonggak pencapaian akuisisi aset tunggal terbesar dalam sejarah grup Sinar Mas Land, sekaligus mengukuhkan posisi perusahaan yang tercatat sebagai Sinarmas Land Limited di Bursa Efek Singapura sebagai salah satu pelaku usaha properti terdepan di Ibu kota Inggris tersebut.
Setelah akuisisi Alphabeta Building (AB), portofolio grup Sinar Mas Land terkait investasi properti internasional akan diperkuat secara signifikan lewat sewa jangka panjang oleh penyewa terkemuka sehingga dapat menyediakan pendapatan sewa berulang yang stabil.
Sejauh ini Sinar Mas Land telah melakukan transaksi dengan nilai lebih dari S$1 miliar di London dalam waktu yang relatif singkat, yakni 2,5 tahun sejak akuisisi perdana di ibukota Inggris tersebut pada bulan Juni 2013.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
