Kami juga mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi nasional. Diperkirakan, perkembangan ekonomi tahun depan masih landai. Sehingga kami harus realistis,"
Bandung (ANTARA News) - Target pertumbuhan industri non migas 2016 yang dipatok 5,7 persen dinilai realistis mengingat situasi perekonomian global belum memulih.

Demikian disampaikan Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat usai berbincang dengan para pelaku usaha Jawa Barat di Bandung, Jumat.

"Kami juga mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi nasional. Diperkirakan, perkembangan ekonomi tahun depan masih landai. Sehingga kami harus realistis," ujar Syarif.

Target pertumbuhan industri tersebut ditetapkan di bawah target pertumbuhan industri pada Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), yang sebesar 6,8 persen.

Namun, Syarif mengatakan, apabila terjadi perbaikan ekonomi pada 2016, bukan tidak mungkin terjadi kenaikan target pertumbuhan industri.

Menurut Syarif, Kemenperin akan menggenjot pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa untuk menumbuhkan benih-benih industri baru.

Salah satu yang akan dilakukan adalah membangun jalan masuk utama di kawasan industri Sei Mangke, Bitung dan Halmahera, untuk mempermudah keluar masuknya kendaraan.

Pada kawasan industri Sei Mangke juga tengah dibangun jalur kereta api, yang akan selesai pada Desember 2016.

"Kalau sudah kelihatan bentuk kawasan industrinya, pasti akan banyak industri yang masuk," ujarnya.

Diketahui, hingga triwulan III 2015, pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 5,21persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi periode serupa di tahun 2014 sebesar 4,73 persen.

Sementara, kontribusi industri pengolahan non-migas terhadap PDB nasional diharapkan sebesar 18,5 persen. Pada 2014, realisasi kontribusi sektor industri mencapai 17,87 persen.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015