Jakarta (ANTARA News) - Setelah mencanangkan secara resmi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) pada tanggal 13 November 2015 yang lalu, kemarin Menteri Kesehatan RI meresmikan dimulainya Sosialisasi GeMa CerMat di seluruh Indonesia di Kementerian Kesehatan.

Peresmian ditandai dengan pemukulan gong, dilanjutkan pemasangan rompi secara simbolis pada perwakilan masyarakat sebagai Kader GeMa CerMat oleh Menteri Kesehatan. Dengan demikian, diharapkan gerakan ini mulai digaungkan di seluruh Indonesia secara berkesinambungan oleh berbagai stake holder dalam rangka meningkatkab penggunaan obat rasional pada masyarakat.

Masalah penggunaan obat pada masyarakat di antaranya adalah akibat kurangnya informasi yang memadai tentang obat. Ketidakseimbangan informasi antara tenaga kesehatan dan pasien cenderung menyebabkan pasien pasrah dan tidak tahu tentang obat yang diresepkan oleh dokter. 

Hal ini dapat memicu ketidakpatuhan terhadap aturan pakai obat sehingga tujuan pengobatan tidak tercapai.

Di lain pihak, lebih dari 60 % masyarakat melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi (SUSENAS). 

Sedangkan menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menemukan bahwa 35,2 % rumah tangga menyimpan obat. 82 % obat tersebut termasuk kategori obat bebas, dan 27,8 % menyimpan antibiotik. 

Namun swamedikasi ini seringkali tidak disertai informasi yang memadai dan kurangnya supervisi dari tenaga kesehatan. Hal inilah yang melatar belakangi digagasnya Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat atau disingkat GeMa CerMat.

Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD selaku Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaporkan, GeMa CerMat bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan obat secara tepat dan benar.

Diharapkan setelah itu dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar. Hingga pada akhirnya akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dalam pelayanan kesehatan.

Untuk itu dibutuhkan kerjasama dengan berbagai stake holder. Bukan hanya institusi dan lembaga pemerintah terkait dengan pemberdayaan masyarakat, pendidikan maupun komunikasi dan informasi. 

Tetapi juga organisasi profesi kesehatan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan serta berbagai elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha (swasta).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Nila F. Moeloek menyampaikan pentingnya dilaksanakan GeMa CerMat. Menurutnya masyarakat Indonesia bukan hanya tidak mengerti tentang obat tetapi juga bagaimana cara hidup sehat.

Untuk itu Kementerian Kesehatan mengupayakan kesehatan promotif dan preventif dalam rangka mengembalikan masyarakat Indonesia untuk senantiasa sehat, tidak dibebani berbagai penyakit.

Salah satu prioritas dalam gerakan ini hendaknya masyarakat menyadari akibat penggunaan antibiotik secara bebas tanpa resep dokter merupakan salah satu pemicu resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik.

"Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, sesuai kebutuhan medis dan sesuai petunjuk tenaga kesehatan," tandasnya.

Masyarakat diharapkan dapat lebih kritis dan aktif mencari informasi tentang obat. Setidaknya masyarakat harus tahu obat apa yang diresepkan oleh dokter dan memahami cara penggunaan, penyimpanan dan pembuangan obat secara benar.

"Masyarakat Indonesia, termasuk saya sendiri,  seringkali menyimpan obat untuk stok, termasuk antibiotik. Kadangkala hingga kadaluarsa," lanjut Menkes.

Obat rusak dan kadaluarsa yang dibuang secara sembarangan, bisa saja dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk dijual kembali. Atau dapat merusak lingkungan akibat zat kimia yang dikandung obat tersebut dibuang bersama limbah lainnya.

Untuk menandai dimulainya kampanye GeMa CerMat di seluruh Indonesia, Menkes memasangkan rompi pada Kader GeMa CerMat yang diwakili oleh komunitas masyarakat yang diwakili oleh kelompok Kader Posyandu dari Puskesmas di wilayah Jakarta Selatan, komunitas blogger dan komunitas masyarakat Bekasi Trendi (Bendi).

Kader GeMa CerMat diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dari Kementerian Kesehatan dalam melakukan sosialisasi gerakan ini dan ikut mendukung pelaksanaannya dalam berbagai aktifitas.

Selanjutnya Menkes menyaksikan Simulasi Edukasi Masyarakat dalam Penggunaan Obat dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif). Simulasi ditampilkan oleh 25 orang yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu dari Kader Posyandu Jakarta Selatan, Komunitas Bekasi Trendi, dan Blogger. 

Acara Sosialisasi Pencanangan GeMa CerMat ditutup dengan Talkshow tentang Peran Stake Holder 
dalam Penggunaan Antibiotik Bijak oleh dr. Hari Paraton, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kemenkes RI.

Dihadiri oleh sekitar 250 orang undangan dari berbagai pemangku kepentingan terkait (stake holder) ini menuai sukses dan mendapatkan antusiasme dari peserta hingga akhir acara.

Informasi selanjutnya mengenai GeMa CerMat dapat dilihat pada fanpage  

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2015