Kebetulan di Nduga ada hal yang sekarang sedang diteliti oleh Kementerian Kesehatan apa yang sebetulnya menjadi penyebab kematian balita di sana...
Bogor (ANTARA News) - Kementerian Sosial sudah mendistribusikan bantuan logistik berupa beras ke Nduga di Provinsi Papua tempat sebanyak 32 warga yang sebagian besar balita meninggal dunia dan belum diketahui penyebabnya.

"Dari Kemensos sudah mengirimkan beras kira-kira dua minggu lalu," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Bogor, Senin.

Logistik tersebut sudah dikirim ke Kabupaten Lanny Jaya, distrik Kuyawage dan juga ke Nduga.

Menurut Mensos, sebetulnya peristiwa tersebut juga terjadi pada Juli lalu ketika hujan salju melanda wilayah Puncak, Puncak Jaya dan Lanny Jaya. Di Lanny Jaya sudah disiapkan 100 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

"Kebetulan di Nduga ada hal yang sekarang sedang diteliti oleh Kementerian Kesehatan apa yang sebetulnya menjadi penyebab kematian balita di sana jadi mungkin lebih konkrit tanya ke Kemenkes," katanya.

Tapi Kemensos sudah menyiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan Mensos juga sudah mengkomunikasikan dengan KSAD lebih dua minggu lalu.

"Saya juga sudah koordinasi dengan Dinsos Papua dan Bupati Lanny Jaya juga sudah dua minggu lebih beras didorong ke sana," katanya.

Kematian sekitar 32 warga di Kabupaten Nduga, pedalaman Papua, diduga diakibatkan gizi buruk, kata Kapolres Jayawijaya AKBP Semmy Ronny Thaba.

Dugaan itu, kata Semmy, disimpulkan setelah pihaknya melihat langsung kondisi masyarakat di Distrik Mbuwa yang mengalami kekurangan pangan akibat produksi kebun menurun dratis.

"Saat ini kondisi masyarakat relatif baik walaupun tanaman yang menjadi makanan sehari-hari seperti ubi jalar atau hipere banyak yang mati akibat musim kemarau yang berkepanjangan," kata dia.

Meninggalnya puluhan warga pascakemarau berkepanjangan itu diawali kematian banyak hewan ternak milik masyarakat, baik ayam maupun babi, secara tiba-tiba.

Tak berapa lama kemudian beberapa warga mengalami demam tinggi dan meninggal yang awalnya diduga akibat disentri namun kemungkinan akibat infeksi saluran pernafasan atas (ispa) yang diperparah dengan kekurangan gizi.

"Untuk mengetahui dengan pasti apa penyakit yang menyerang warga dokter dari RS Bhayangkara sudah mengambil sampel darah untuk diperiksa di Jayapura," kata Semmy.

Untuk mencapai Distrik Mbuwa dibutuhkan waktu sekitar 4,5 jam dengan melewati danau Habema, Wamena.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015