Siaran pers KBRI di Wellington yang diterima di Jakarta pada Senin menyebutkan promosi ini difokuskan kepada agen perjalanan wisata Selandia Baru yang menyelenggarakan paket wisata "outbound".
KBRI di Wellington menyelenggarakan kegiatan lokakarya pariwisata dengan tema "Wonderful Indonesia: Bali and Beyond".
Sejumlah agen perjalanan Selandia Baru dari daerah Queenstown dan sekitarnya mengikuti acara tersebut.
Bertindak sebagai narasumber ialah Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Kementerian Pariwisata, Vinvensius Jemadu yang memberikan paparan mengenai perkembangan pariwisata di Indonesia serta program 10 daerah tujuan wisata prioritas.
Sebanyak 10 destinasi prioritas tersebut ialah Borobudur, Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bromo-Tengger-Semeru (JawaTimur), Kepulauan Seribu (Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Klayang (Belitung).
Menurut Vinsensius, selama ini Selandia Baru merupakan pasar sektor pariwisata yang potensial bagi Indonesia tetapi belum tergarap engan optimal.
"Kita akan terus jajaki karena Selandia Baru merupakan pasar yang potensinya besar tapi belum tersentuh," kata dia.
Pada kesempatan ini, para agen perjalanan Selandia Baru juga mendapatkan paparan mengenai ragam paket wisata di Indonesia yang dapat ditawarkan kepada calon wisatawan.
Para peserta lokakarya mendapatkan penjelasan mendetil mengenai contoh-contoh produk paket wisata dari praktisi industri pariwisata Indonesia, Direktur Bhara Tours, Herman Rukmanadi.
Paket wisata yang ditawarkan meliputi wisata budaya, wisata alam, wisata belanja, dan wisata keagamaan.
Kegiatan lokakarya itu telah memberikan pemahaman kepada agen perjalanan di Queenstown bahwa Indonesia memiliki banyak pilihan destinasi wisata yang berpotensi besar untuk dijual kepada masyarakat Queenstown dan sekitarnya.
Kota yang terletak di bagian selatan Selandia Baru itu dipilih karena merupakan kota wisata yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
