Palembang (ANTARA News) - Kawasan Ekonomi Khusus pelabuhan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan, ditargetkan rampung pada 2018 dengan turut tersedianya pelabuhan laut.

Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki di Palembang, Selasa, seusai membuka "Forum Investasi Sumatera Selatan", mengatakan, saat ini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pelabuhan Tanjung Api-Api dalam proses penyediaan lahan sembari mereklamasi Tanjung Carat yang akan dijadikan dermaga samudera.

Pemprov Sumsel berencana mereklamasi lahan seluas 3.000 hektare di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin supaya bisa disandari kapal berkapasitas 7.000 DWT.

"Pembangunan tak berapa lama lagi dilakukan setelah penyediaan lahan selesai. Saat ini, Sumsel menanti investor untuk masuk, sejauh ini sudah ada beberapa negara yang berminat seperti Tiongkok, Korea, India, dan beberapa negara Timur Tengah," kata mantan Bupati Ogan Komering Ilir ini.

Ia mengatakan, nantinya KEK akan memiliki luas 4.045 hektare yang terdiri atas reklamasi Tanjung Carat 2.015 hektare dan lahan darat 2.030 hektare.

Pada kawasan itu akan dikembangkan industri meliputi coal gasification, pembangkit listrik, coal liquefaction, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik ban, pengolahan cpo, kilang minyak, dan industri hilir petrokimia.

Untuk menunjang eksistensi KEK ini, Pemprov Sumsel juga telah menggandeng perusahaan operator pelabuhan internasional Dubai Port Authority Corporation terkait percepatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-Api.

Sementara itu Plt BKPMD Sumsel Ruslan Bahri menambahkan keberadaan KEK ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar luar negeri, karena barang yang diproduksi akan lebih murah.

"Jika dibandingkan Thailand dan Vietnam, justru Indonesia (Sumsel) yang akan lebih menguntungkan karena Pelabuhan Tanjung Api-Api ini sangat strategis yakni berada di tengah-tengah, sehingga mudah menuju ke Eropa atau ke negara Asia lainnya. Nantinya, Singapura akan menjadi outlet saja," kata dia.

Sumatera Selatan dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam yakni perkebunan sawit dan karet serta mineral batu bara.

Namun, keberadaan SDA itu tidak meningkatkan perekonomian Sumsel secara signifikan karena produk harus diangkut ke pelabuhan di Lampung dan Jakarta sebelum dikirim ke luar negeri, karena Pelabuhan Boom Baru di Palembang tidak bisa dilalui kapal berukuran besar.

Pemerintah daerah memprediksi dibutuhkan dana hingga Rp104 triliun untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan, jalan tol, mono rel, hingga kawasan industri di KEK TAA.

Penetapan presiden tentang kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-api telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2014 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Juni 2014.

Perpres ini kemudian menjadi dasar bagi Provinsi Sumatera Selatan untuk mendorong proyek, apalagi sudah masuk delapan KEK yang ditargetkan selesai oleh pemerintahan Joko Widodo.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015