Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai perlu upaya khusus dan persiapan yang matang dalam mengoptimalkan penggunaan mata uang internasional Renminbi Tiongkok, di aktivitas perdagangan ekspor dan impor Indonesia.

Seusai menghadiri seminar ekonomi di Jakarta, Selasa, Darmin mengatakan pengukuhan Renminbi sebagai mata uang internasional tidak akan memberikan dampak positif dalam waktu dekat terhadap neraca perdagangan Indonesia. Manfaatnya, ujar Darmin, baru terasa di jangka menengah dan jangka panjang.

"Jangan dianggap perubahan besar langsung akan terjadi. Perlu ada upaya khusus untuk perdagangan kedua negara, baru akan banyak pengaruhnya," ujarnya.

Darmin menjelaskan upaya khusus dan persiapan itu untuk mengkaji kembali apakah transisi penggunaan dolar AS dari Renminbi akan direspon secara serta merta oleh pengusaha.

Selain itu, Darmin menilai, pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku usaha juga perlu mempertimbangakan bagaiamana kebijakan Tiongkok terhadap nilai mata uangnya di waktu yang akan datang.

Dia berharap, otoritas di Tiongkok menjaga stabilitas nilai tukar Reinmimbi, setelah beberapa waktu lalu melakukan devaluasi untuk meningkatkan nilai ekspornya.

Selain itu, lanjut Darmin, dampak dari kondisi fundamental ekonomi dan pasar finansial Tiongkok juga harus menjadi tinjauan dalam internasionalisasi Reinmimbi ini.

"Memang bagus ada alternatif mata uang, Tapi negatifnya, jika dia (Reinminbi) menguat, bisa ceritanya lain lagi," kata dia.

Darmin menambahkan, internasionalisasi Reinminbi ini memang bisa mengurangi ketergantungan pasar finansial domestik terhadap pasokan dolar AS. Namun, kata Darmin, bank sentral kedua negara juga harus memastikan terlebih dahulu mengenai ketersediaan likuiditas Reinminbi di pasar finansial Indonesia.

Selama ini, Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Nilai perdangan antara kedua negara sepanjang Januari-September mencapai 32,8 miliar dolar AS. Namun, Indonesia mengalami defisit 10,5 miliar dolar AS, berdasarkan data Kementerian Perdagangan.

Sebelumnya, Dewan eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) Selasa ini menyetujui masuknya Renminbi (RMB) dalam keranjang cadangan "Special Drawing Rights" (SDR)-nya sebagai mata uang cadangan internasional.

RMB akan dimasukkan dalam keranjang SDR sebagai mata uang kelima, bersama dengan dolar AS, euro, yen Jepang dan pound Inggris, mulai 1 Oktober 2016.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015