Bojonegoro (ANTARA News) - Dari 453 penderita demam berdarah dengue di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Januari-November 2015, tujuh di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Sunhadi, di Bojonegoro, Selasa, mengatakan jumlah penderita DBD yang dirawat di sejumlah rumah sakit (RS) milik pemerintah kabupaten (pemkab) ada kecenderungan meningkat dalam dua bulan terakhir ini.

"Oleh karena itu, warga harus meningkatkan kewaspadaannya dalam menghadapi serangan nyamuk "aedes aegypti" di daerahnya, apaladi pada awal musim hujan seperti sekarang ini," ujarnya.

Ia mengatakan jumlah penderita DBD tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 151 penderita, dan tiga orang diantaranya meninggal.

Menghadapi hal itu, ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi penyebaran DBD dengan melakukan gerakan 3M, yaitu menguras, mengubur dan menutup tempat sarang nyamuk.

"Pengasapan hanya membunuh nyamuknya. Jentik-jentiknya tidak ikut mati, sehingga gerakan 3M sangat efektif untuk bisa membasmi jentik-jentiknya," katanya.

Sementara itu Direktur RSUD Sumberejo, Bojonegoro Ani Pujiningrum, membenarkan adanya peningkat jumlah penderita DBD tersebut. Saat ini di RS yag dipimpinya itu ada 16 penderita DBD yang menjalani rawat inap.

"Jumlah penderita November ini, lebih banyak dibandingkan Oktober yang hanya sembilan penderita," ucapnya.

Direktur RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Hariyono, menjelaskan jumlah penderita DBD yang menjalani rawat inap 18 penderita selama November. "Memang ada kecenderungan jumlah penderita DBD meningkat dibandingkan Oktober lalu," ucapnya.

Namun, menurut Direktur RSUD Padangan, Kecamatan Padangan, Ninik Susmiati, jumlah penderita DBD yang menjalani rawat inap di RS yang dipimpinya itu sebanyak tujuh penderita, selama November lalu atau menurun dibandingkan Oktober yang mencapai 12 penderita.

Data di Dinkes Bojonegoro pada 2012 disebutkan bahwa jumlah penderita DBD sebanyak 657 warga, empat orang diantaranya meninggal. Pada 2013, jumlah penderita sebanyak 284 warga dan enam warga diantaranya meninggal.

Sementara pada 2014, jumlah penderita mencapai 151 orang dan tiga orang diantaranya meninggal. Sedangkan pada Januari-November 2015, jumlah penderita sebanyak 453 warga dan tujuh orang diantaranya meninggal.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015