...ketika seseorang terkena HIV dan AIDS maka kematian adalah sebuah kepastian karena hingga kini belum ada obatnya."
Wamena (ANTARA News) - Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Sehat (GPS) Papua Hendrik Yance Udam mengatakan orang dengan HIV AIDS (ODHA) memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan warga lainnya, sehingga jangan dipinggirkan.

"ODHA perlu dilakukan pendampingan dan penyuluhan terus menerus, berikan mereka hak dan akses yang sama sehingga bisa terus bekreasi dan berkarya," katanya ketika dihubungi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu.

Baca : Beri ruang bagi ODHA anak seperti anak pada umumnya

Pernyataan ini disampaikan Hendrik Yance Udam menyusul diskusi Gerakan Pemuda Sehat yang mengusung tema Generasi Muda Papua Hidup Sehat da Bebas dari HIV dan AIDS yang telah dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Jayapura, Papua, pada Selasa (1/12)

"Kita juga jangan sampai menutup mata terhadap para ODHA. Kita jangan memandang mereka sebagai penyakit masyarakat tetapi bagaimana kita menggenadeng mereka untuk memberikan motifasi yang positif guna memajukan Papua kedepan," katanya.

Menurut dia, diskusi yang digelar itu selain untuk memperingati hari AIDS sedunia yang diperingati tiap 1 Desember, juga ingin mengingatkan kepada generasi muda Papua agar peduli dengan penyakit yang belum ada obatnya itu.

"Intinya GPS Papua inginkan pemahaman yang baik dan benar apa itu HIV/AIDS, bagaimana penularannya, bagaimana pencegahannya dan bagaimana menanganinya. Harapannya generasi muda Papua bisa terhindar dari penyakit ini melalui diskusi-diskusi yang berbobot," kata Hendrik Yance Udam.

Secara terpisah, ketua panitia diskusi Gerakan Pemuda Sehat, Arius Yahuli mengatakan sebagai salah satu pemuda Papua, mempunyai kewajiban dan kepedulian terhadap sesama pemuda untuk mensosialisasikan apa itu HIV/AIDS kepada rekan-rekan sebayanya.

"AIDS sangat berbahaya dan menjadi saalah satu penyakit yang belum ditemukan obatnya. Untuk itu, dengan diskusi Selasa pagi itu, kami ingin mengajak generasi muda Papua untuk hidup sehat dan terhindar dari pergaulan bebas," kata Arius Yahuli.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai ketika diminta pendapatnya mengatakan seluruh masyarakat Papua, khususnya kaum muda harus bertanggung jawab dalam setiap pergaulannya, karena berbagai halangan dan rintangan selalu mengincar tiap saat.

"HIV dan AIDS adalah mesin pembunuh yang pasti, kenapa pasti karena ketika seseorang terkena HIV dan AIDS maka kematian adalah sebuah kepastian karena hingga kini belum ada obatnya," katanya.

Kata dia, HIV dan AIDS diakibatkan karena adanya pergaulan bebas yang lagi tren dilakukan pemuda maat kini yang menjadi pintu masuk untuk penyebarannya, sehingga dengan berbagai sosialisasi seperti yang dilakukan oleh GPS Papua adalah hal yang baik untuk memberikan ruang informasi tentang bahaya HIV dan AIDS.

"Sosialisasi adalah salah satu cara menggugah hati generasi muda untuk membentengi diri dari pergaulan bebas agar tidak menjadi penular HIV dan AIDS atau menjadi orang yang berkontribusi dalam penambahan jumlah angka penderita HIV dan AIDS di Tanah Papua," katanya.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015