Dengan ketentuan ini (masuknya Yuan ke keranjang cadangan devisa IMF), semuanya akan berubah, kebiasaan pengusaha juga akan beralih
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani meyakini pengusaha-pengusaha domestik dan mitra dagang di Tiongkok akan beralih menggunakan Reinminbi atau Yuan ketimbang dolar AS, setelah Dana Moneter Internasional memutuskan internasionalisasi mata uang ini.

Hariyadi menilai internasionalisasi Yuan akan mendorong kinerja eskpor Indonesia karena akan meningkatnya permintaan dari negeri Tirai Bambu itu.

"Dengan ketentuan ini (masuknya Yuan ke keranjang cadangan devisa IMF), semuanya akan berubah, kebiasaan pengusaha juga akan beralih," ujarnya.

Selama ini, menurut Hariyadi, dalam bertransaksi, para pengusaha Indonesia dan Tiongkok belum menggunakan Yuan karena mitra dagang dari Tiongkok lebih memilih dolar AS.

Hariyadi memandang internasional yuan mengurangi kerentanan gejolak yang ditimbulkan oleh menguatnya dolar AS.

"Portofolio perdagangan kita, tidak akan hanya menggunakan dolar AS. Itu baik bagi pasar finansial domestik," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Apindo Sofjan Wanandi juga menilai pengusaha Indonesia dan Tiongkok akan cepat beralih menggunakan yuan, apalagi antara Indonesia dan Tiongkok sudah terjalin kesepakatan "bilateral currency swap arrangement" (BCSA) yang terus diperpanjang secara periodik.

Nilai BCSA antara dua negara juga telah ditambah menjadi 20 miliar dolar AS dari sebelumnya 15 miliar dolar AS.

"Sekarang, penggunaan yuan ini perlu terus disosialiasasikan ke pengusaha," kata dia.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai pengukuhan Yuan sebagai mata uang internasional tidak akan memberikan dampak positif dalam waktu dekat terhadap neraca perdagangan Indonesia karena dampaknya baru terasa di jangka menengah dan jangka panjang.

"Memang bagus ada alternatif mata uang, Tapi negatifnya, jika dia (Yuan) menguat, bisa ceritanya lain lagi," kata dia.

Tiongkok adakah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Nilai perdagangan antara kedua negara sepanjang Januari-September mencapai 32,8 miliar dolar AS. Namun, Indonesia defisit 10,5 miliar dolar AS, berdasarkan data Kementerian Perdagangan.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015