Istanbul, Turki (ANTARA News) - Presiden Rusia, Recep Erdogan, Rabu, berjanji Turki tidak akan membalas dendam terhadap "sanksi emosional" Rusia yang memberatkan setelah jatuhnya pesawat perang Rusia yang diperselisihkan.

Rusia telah menghentikan penjualan paket wisata ke Turki -- sebagai tujuan wisata utama -- dan menyusun rencana pelarangan impor buah-buahan dan sayur-sayuran dari Turki sama halnya dengan komoditas lainnya.

"(Rusia) adalah partner strategis kita, kita akan tetap menyediakan komoditas lainnya termasuk buah-buahan," kata Erdogan saat diwawancarai wartawan Turki yang berada di dalam pesawat kepresidenan yang dipublikasikan koran.

Erdogan mengatakan bahwa aksi Rusia itu tidak sepadan dengan "martabat negara".

"Turki dalam hal ini tetap berbudi luhur. Kita tidak akan menggunakan bahasa yang sama sebagaimana mereka... Kita berharap kepada mereka untuk mengubah bahasa mereka," kata Erdogan yang menganggap reaksi Moskow atas insiden jatuhnya pesawat perang Rusia sebagai tindakan yang "emosional".

Erdogan menyatakan bahwa dalam kasus ini tidak ada alasan bagi Turki untuk melakukan balas dendam terhadap warga negara Rusia yang tinggal di negara tersebut. "Timbal balik adalah sesuatu yang harus dilakukan dalam batasan-batasan hukum."

Rusia memasok Turki lebih dari setengah pasokan gas alamnya, namun Erdogan menyatakan tidak terganggu oleh risiko dari penurunan ekspor Rusia.

"Kita sudah tidak membiasakan dengan semua hal yang berkaitan dengan gas alam... ini bangsa yang biasa menderita," kata Erdogan sambil menekankan bahwa Turki punya pemasok selain dari Rusia.

Erdogan juga menyatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada waktu sebelumnya menganggap keberanian Presiden Turki.

"Dia (Putin) mengucapkan beberapa kata tentang saya sebagai kepala negara paling jujur."

Penembakan yang dilakukan oleh Turki terhadap pesawat jet tempur Rusia di wilayah perbatasan dengan Suriah pada 24 November 2015 telah menjadikan hubungan antara Moskow dan Ankara kritis terparah sejak Perang Dingin.

Turki mengklaim pesawat tempur Rusia berada di wilayah udaranya dan mengabaikan peringatan yang berulang-ulang, namun Rusia bersikeras bahwa pihaknya tidak pernah melintasi wilayah perbatasan dengan Suriah.

Para pemimpin Turki dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tanda tangan untuk membatasi memburuknya hubungan. Akan tetapi Putin menolak permohonan dari Erdogan untuk menemuinya di sela-sela konferensi PBB tentang perubahan iklim di dekat Paris, Prancis, pekan ini.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015