Nablus, Palestina (ANTARA News) - Israel merobohkan rumah seorang warga Palestina di Tepi Barat pada Kamis yang dituduh mendalangi pembunuhan sepasang pemukim Yahudi, ujar militer.

Seorang juru bicara mengatakan bahwa pasukan di bagian utara kota Tepi Barat Nablus meruntuhkan rumah milik Rajeb Aliua pada pagi ini, lapor AFP.

"Dia mengawasi pasukan teror yang melakukan pembunuhan terhadap Naama dan Eitam Henkin" ujarnya, menambahkan bahwa Aliua merupakan anggota kelompok Hamas.

Organisasi tersebut belum mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan pasangan Henkin yang ditembak di depan anak mereka saat mereka mengemudi di jalan Tepi Barat antara Itamar dan Elon Moreh.

Beberapa hari kemudian para tentara dan petugas intelijen Shin Bet setempat mengatakan mereka telah menahan Aliua dan tersangka lainnya.

Penembakan yang dilakukan pada 1 Oktober lalu diikuti oleh serangan pistol dan pisau di Jerusalem dua hari berikutnya yang disebut sebagai militan ekstremis oleh warga Palestina dan membunuh dua orang dan melukai dua orang lainnya termasuk seorang anak.

Kejadian tersebut menandai awal gelombang kekerasan yang sejauh ini menewaskan lebih dari 120 orang, termasuk 103 warga Palestina dan 17 warga Israel.

Para tentara memasuki Nablus sekitar pukul 02.00 (07.00 WIB) pada Kamis dan meledakkan lantai kedua sebuah apartemen beberapa jam kemudian, ujar kepolisian Palestina.

Pada Rabu, Israel merobohkan sebuah rumah milik warga Palestina yang melakukan serangan dengan cara menabrakkan mobilnya tahun lalu, menyulut bentrokan di Jerusalem timur dimana orang tersebut tinggal.

Penghancuran rumah tersebut menuai kritik dari para kelompok hak asasi manusia yang sering berakhir dengan bentrokan antara pasukan keamanan Israel dengan warga Palestina.

Israel telah meningkatkan perobohan rumah-rumah saat mencari cara untuk menghentikan gelombang serangan pisau, pistol, dan tabrakan yang dimulai pada Oktober.

Rumah yang dirobohkan pada Rabu merupakan kediaman milik Ibrahim Al Akari yang melakukan serangan tabrakan mobil pada 5 November 2014 silam yang menewaskan dua orang termasuk seorang aparat polisi perbatasan, ujar juru bicara kepolisian Luba Samri.

Pria berusia 38 tahun itu menabrakkan van miliknya kepada sekelompok aparat kepolisian sebelum menabrak trotoar di sebuah pemberhentian trem di jalan yang memisahkan Jerusalem barat dan timur.

Dia kemudian keluar dari kendaraannya dan menyerang penduduk setempat menggunakan balok besi sebelum ditembak oleh polisi.

Israel mengatakan langkah perobohan rumah tersebut merupakan pencegahan terhadap penyerang potensial sementara para kelompok hak asasi manusia dan warga Palestina menyebut langkah tersebut sama dengan hukuman bersama, memaksa anggota keluarga untuk menderita dari sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.
(Uu.KR-MBR/M038)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015