Bekasi (ANTARA News) - Aktivitas warga di Perumahan Bumi Nasio Indah, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, lumpuh akibat lingkungan mereka dilanda banjir.

"Saya tidak bisa keluar rumah sejak air mulai masuk rumah pada pukul 01.00 malam tadi," kata warga Blok B15 Bumi Nasio Indah Bowo (41) di Bekasi, Senin.

Menurut dia, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam kurun waktu lima tahun terakhir karena banjir menggenangi rumah warga selama lebih dari 15 jam dengan ketinggian mencapai 1,5 meter di lokasi terparah.

"Biasanya banjir di sini hanya karena tergenang air hujan dengan ketinggian sekitar 1 meter, itu pun airnya tidak coklat seperti sekarang, tapi agak bening karena air hujan," katanya.

Namun pada banjir kali ini, kata dia, airnya berubah menjadi coklat keruh akibat dampak tanggul di bagian belakan perumahan, tepatnya di RW15 yang jebol.

"Air hujan mulai menggenangi perumahan kami Minggu (6/12) pukul 19.00 WIB setinggi setengah meter, tapi pada Minggu (7/12) pukul 01.00 WIB, kok airnya jadi keruh dengan warna kecokelatan. Ternyata tanggul di belakang perumahan jebol," katanya.

Pria yang bekerja di Jakarta itu terpaksa meliburkan diri, begitu pula dua anaknya yang bersekolah di SDN 9 Jatiasih yang ada di dalam kompleks perumahan.

"Sekolah anak saya juga terendam banjir dan diliburkan sampai kondisi aman," katanya.

Pantauan Antara melaporkan, mayoritas warga setempat yang berjumlah sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) nampak lebih memilih bertahan di rumah mereka masing-masing.

Sejumlah tempat pengungsian seperti masjid dan perkampungan nampak sepi, hanya terlihat deretan mobil yang terparkir.

Warga lebih memilih bertahan di rumah mereka masing-masing karena mayoritas bangunannya sudah terlebih dahulu ditinggikan.

"Paling kalau saya mau ke luar rumah bisa telepon ke bagian sekuriti di depan untuk dikirim perahu evakuasi dari Pemkot Bekasi," kata Andra (28) warga lainnya.

Selain mengandalkan perahu, warga juga nampak menggunakan jasa tukang becak untuk sekedar membeli makanan ke luar rumah.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015