Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti melakukan penggalian di tempat yang diduga makam Suleiman Yang Agung, salah satu penguasa Kekaisaran Ottoman atau Utsmaniyah, di Hungaria Selatan.

"Semua menunjukkan bahwa bangunan ini kemungkinan makam Suleiman. Namun, untuk memastikan 100 persen, maka penelitian lebih lanjut dan penggalian bangunan lain sekitarnya perlu dilakukan," kata Norbert Pap, peneliti dari University of Pécs di Hungaria yang memimpin penggalian.

Sultan Ottoman itu meninggal dunia pada usia 71 tahun di tendanya pada 1566 saat operasi militer melawan Kekaisaran Austro-Hungaria.

Ia akhirnya dimakamkan di Istanbul, yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel. Tubuhnya yang dibalsam sekarang ditempatkan di Masjid Sulaimaniyah di sana.

Tapi Kekaisaran Ottoman juga membangun makam tanda peringatan di tempat ia meninggal. Para sejarawan tahu kisaran lokasi makam tersebut, tapi lokasi tepatnya hilang dalam kurun 450 tahun.


Kematian Suleiman

Suleiman Yang Agung sering dianggap sebagai salah satu penguasa terbesar dalam sejarah. Dia naik tahta tahun 1520 pada usia 26 tahun dan dengan cepat memulai serangkaian operasi militer, memperluas kekuasaan  Ottoman dari barat Aljir sampai timur Baghdad.

Selain memiliki kecakapan militer, Suleiman menyederhanakan kode hukum Ottoman dan mendanai pembangunan beberapa dari arsitektur paling indah di Istanbul.

Kehidupan pribadinya juga penuh drama. Intrik di haremnya baru-baru ini digambarkan dalam opera sabun populer Turki, "The Magnificent Century."

Dia meninggal dunia di tenda kekaisaran di luar kastil Szigetvar di Hungaria selatan sebelum pasukannya dikalahkan pasukan Hungaria.

Penasihatnya ingin menghindari kekosongan kekuasaan sebelum anaknya, Selim II, bisa mengambil takhta.

"Jadi tubuhnya dibawa kembali ke Istanbul setelah kematiannya dan disimpan secara rahasia hingga 40 hari lebih," kata Günhan Börekçi, seorang sejarawan di İstanbul SEHIR University, yang tidak terlibat dalam penggalian saat ini.

Untuk menjaga sandiwara itu, penasihatnya menciptakan tipu muslihat, memalsukan tulisan tangannya dalam dokumen resmi.

Mereka bahkan mendandani pelayan menggunakan pakaiannya, kemudian memalsukan kematian pelayan lain sehingga mereka bisa membawa tubuh Sultan dari kamp di peti mati sang pelayan, kata Börekçi.


Makam yang hilang

Untuk menemukan makam Suleiman yang hilang, Pap dan koleganya menghabiskan waktu tiga tahun terakhir untuk survei di daerah sekitar benteng mencari jejak makam, menggunakan catatan sejarah sebagai panduan.

"Kita tahu dari register arsip seperti apa struktur itu," kata Börekçi kepada Live Science.

"Ini adalah Hungaria, jadi agak jauh dari ibu kota. Makamnya bukan sesuatu yang benar-benar besar, justru relatif kecil, seperti yang kita lihat pada makam pembesar era itu."

Penginderaan jauh mengungkap beberapa bangunan yang tampaknya memiliki rancangan yang mirip dengan makam Suleiman di Istanbul, termasuk biara darwis, barak militer dan sebuah masjid, kata Pap.

"Salah satu (bangunan) hampir persis mengarah ke Makkah," Pap kepada Live Science.

Ketika tim mulai menggali, mereka menemukan sebuah bangunan bata besar dengan dinding tertutup ubin batu.

Ruangan utamanya sekitar delapan kali delapan meter, dan perampok telah menggali parit besar di tengahnya sekitar abad ke-17.

Untungnya, banyak elemen dekoratif tetap utuh, dan elemen-elemen itu menunjukkan gaya dekorasi di makam Suleiman, kata Pap.

Penerjemah: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015