Masyarakat tentu memerlukan adanya klarifikasi perihal temuan timah ini ..."
Jakarta (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) meminta Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan status lingkungan hidup (LH) berkaitan dengan ditemukannya materi timah dari air Pantai Ancol.

"Kami harapkan adanya status lingkungan yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta apakah dengan ditemukannya materi timah dari air Pantai Ancol tetap aman bagi manusia bila bekerja ataupun berwisata di sekitar pantai," kata Kepala Departemen Kajian & Pengembangan Walhi DKI Jakarta, Elnard Peter, dalam siaran persnya, Jumat.

Ia mencatat, "Masyarakat tentu memerlukan adanya klarifikasi perihal temuan timah ini, karena ditengarai memiliki keterkaitan dengan pasir reklamasi yang diduga khusus didatangkan dari daerah yang mengandung timah."

Elnard mengemukakan, Walhi DKI Jakarta mengapresiasi aksi reaktif Gubernur DKI Jakarta bersama Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Dinas Kelautan yang langsung melakukan pemeriksaan lapangan terkait ditemukan banyaknya ikan-ikan yang mati di beberapa titik sepanjang pesisir Pantai Utara Jakarta.

"Namun, upaya tersebut belum memberikan ketenangan, terutama kepada masyarakat penikmat area wisata pantai, konsumen produk ikan tangkapan ataupun pelaku usaha di area terdampak," catatnya.

Menurut Elnard, Walhi juga menyayangkan karena ramainya pemberitaan pada media mengenai dugaan-dugaan yang menyebabkan kematian massal ikan-ikan tidak berasal satu pintu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta, yang masing-masing memiliki teori ataupun dalil yang berbeda sebelum adanya hasil pembuktian patut.

"Contoh dugaan yang kami sayangkan adalah dugaan kematian massal ikan akibat limbah industri yang dibuang melalui sungai di Jakarta ataupun yang berasal dari kawasan hulu sungai sehingga ikan-ikan mengalami keracunan dan mati," catatnya.

Selain itu, dikemukakannya, demikian pula dengan dugaan adanya Hidrogen Sulfida yang merupakan bahan mudah terbakar dan meledak yang tercampur dengan air laut tanpa didahului pemeriksaan spesimen air maupun bangkai ikan.

Ia menilai, pada pemberitaan hasil uji laboratorium (j.mp/1Nf0EBU) pun pihak Dinas Perikanan DKI Jakarta meyakini pencetus terjadinya fenomena kematian massal ikan murni disebabkan karena kombinasi suhu antara air bawah dengan air permukaan dengan korelasi kepada cuaca ekstrim.

Menurut Walhi, seharusnya SKPD yang melakukan pengujian laboratorium adalah BPLHD didampingi Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perikanan dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta untuk menyampaikan perihal fenomena ledakan ganggang dan dampaknya bagi masing-masing industri khususnya kepada kesehatan maupun keselamatan manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan sekitar 300 mikro alga dalam setiap kejadian ledakan populasi ganggang/alga dan karena peristiwa tersebut bersifat fenomenal di negara berkembang, maka promosi edukatif mulai pendidikan menengah tengah digencarkan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (UNICEF) di negara-negara berkembang terhadap ledakan ganggang di perairan pantai.

"Kami juga berharap ke depan ada perbaikan nyata yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam pemantuan dan pengelolaan lingkungan yang proaktif dengan menyediakan situs mikro (laman web) spesifik terkait kegiatan pemantauannya seperti kondisi sungai, pantai, kualitas udara dan lingkungan lainnya yang dapat diakses publik secara seketika (real time)," catatnya.

Ia pun menambahkan, "Saran kami kepada Pak Gubernur Ahok agar pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup sungguh-sungguh mengikuti standar praktik internasional dengan memenuhi sertifikasi SDM pelaksana serta perangkat kerjanya."

Penerjemah: Monalisa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015