Jakarta (ANTARA News) - Organisasi internasional asal Inggris Raya, British Council, bekerja sama dengan Script Cube UK mendorong peningkatan kapasitas bagi sineas Indonesia dengan menggelar program Script Room.

"Ini merupakan kesempatan yang langka bagi para pembuat film untuk dapat berpartisipasi di program intensif dan terkurasi dengan fokus pengembangan kapasitas bagi tim pembuat film," kata Direktur Kesenian dan Industri Kreatif British Council Adam Pushkin, di Jakarta, Selasa.

Menurut Pushkin, Script Room bertujuan untuk merangsang pengembangan naskah yang dapat menjamin kualitas sebuah naskah film. Script Room diperuntukkan untuk tim pembuat film panjang (penulis, sutradara, dan produser) yang telah memiliki proyek film dalam tahap naskah awal sehingga tidak hanya penulis tetapi sutradara dan produser dapat mendukung pengembangan cerita.

"Produksi film di Indonesia terus meningkat. Tetapi film yang baik masih menjadi tantangan tersendiri terutama dari naskah filmnya," kata Konsultan Ekonomi Kreatif British Council Indonesia Felencia Hutabarat.

"Indonesia tidak pernah kehabisan ide, selalu menarik. Tetapi ide merupakan satu hal, menuangkan ke naskah itu hal berbeda, dan menuangkan dalam produksi film hal yang berbeda lagi. Banyak pembuat film belajar secara otodidak. Ini yang menjadi tantangan, banyak ide bagus tapi saat eksekusi banyak kurangnya. Maka kami mau berkontribusi untuk pembuat film yang baru," tambahnya.

Script Room merupakan program lanjutan yang sebelumnya berjudul Microschool dan telah membantu pengembangan produksi empat proyek film. Salah satu jebolan Microschool yakni aktor Darius Sinathrya lewat filmnya yang berjudul "Night Bus".

"Dari program ini, saya (produser), Emil Heradi (sutradara), Rahabi Mandra (penulis) belajar intensif tentang produksi, pembuatan skrip, presentasi, dan pasar internasional. Mentor kami yang berasal dari UK juga memberi semangat luar biasa karena sebelumnya kami sudah berkali-kali ajukan naskah tetapi ceritanya selalu dipertanyakan," jelas Darius yang memulai debut sebagai produser itu.

"Skrip kami sudah dibuat bertahun-tahun tetapi kebanyakan tidak ada yang tertarik untuk produksi. Setelah ikut Microschool ternyata banyak ilmu untuk menjual skrip, mencari investor, membuat proposal. Sekarang film kami sudah masuk tahap post production," tutur sutradara film "Night Bus" Emil Heradi.

Darius menambahkan, ia dan Emil berkesempatan pula hadir ke sebuah pitching forum Micro Market di London, ajang yang mempertemukan pembuat film dengan para pemangku kepentingan lain seperti pemilik modal, distributor, konsultan, dan agen film internasional.

"Di sana film kami menerima sambutan cukup baik dari perusahaan. Kami mendapat kesempatan lebih besar membawa film ini ke dunia internasional," ungkap Darius.

Script Room selanjutnya akan memberikan mentoring bagi sepuluh tim pembuat film (penulis naskah, sutradara, produser) dengan rekomendasi para mentor untuk pengembangan naskah dan berbagai aspek film mereka secara keseluruhan. Pembukaan pendaftaran dimulai 15 Desember 2015 hingga 31 Januari 2016.

Tiga proyek film terpilih akan mendapat kesempatan untuk mendapat mentoring eksklusif dan konsultasi lebih lanjut guna membantu proses penyelesaian filmnya pada pertengahan April 2016.

Selanjutnya satu tim dengan proyek film terbaik akan mendapat kesempatan berangkat ke Inggris untuk berjejaring dengan pelaku industri film di Inggris serta dukungan seed funding. "Tim yang mendaftar dari program tahun sebelumnya masih didominasi dari Pulau Jawa. Kami berharap pendaftar pada program nanti akan lebih tersebar dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Manajer Program Seni Levina Wirawan.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015