Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan motif prostitusi yang melibatkan artis Nikita Mirzani dan Puty Revita bukan karena desakan ekonomi tetapi lebih karena kebutuhan gaya hidup.

"Saya tidak merujuk pada profesi tertentu. Tetapi kalau dari tarif (prostitusi) yang tersebar di media sosial itu, angka sewa short time sekian-sekian (puluhan juta) itu jauh dari kebutuhan ekonomi tapi gaya hidup," kata Mensos Khofifah usai menutup Seminar Hari Aids Sedunia di Pusdiklat Kemensos, Jakarta, Rabu.

Menurut Khofifah, gaya hidup yang menuntut materi banyak memiliki kecenderungan menuju pada konsumerisme.

"Prostitusi kelas atas pasti bukan karena persoalan ekonomi tapi gaya hidup. Kalau tingkat konsumerismenya tinggi maka sangat mungkin kebutuhannya jadi sangat tinggi. Kemudian pemenuhan kebutuhan harus dilakukan," kata Mensos.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat kebutuhan materi sangat tinggi maka ini memungkinkan munculnya modus dengan berbagai cara untuk mendapatkan uang sesuai keinginannya.

Mensos memberikan satu kiat agar banyak masyarakat tidak terjebak pada gaya hidup konsumerisme.

"Gus Dur pernah bilang be yourself and do the best (jadilah diri sendiri dan lakukan yang terbaik) maka kita akan mendapatkan jati diri kita. Dengan begitu, kita tidak akan mengada-adakan yang sejatinya tidak bisa ada (memaksakan mendapatkan sesuatu)," katanya.

Atas dasar bukan karena desakan ekonomi, Mensos berpendapat artis yang terlibat prostitusi kelas atas itu sejatinya tidak dapat digolongkan pada korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) melalui praktik prostitusi. Alasannya, dari kasus dua artis itu tidak ditemukan indikasi adanya ancaman atau dalam posisi dipaksa untuk melakukan transaksi prostitusi.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015