Sebagian besar bantuan akan terserap di Indonesia ..."
Palembang (ANTARA News) - Uni Eropa (UE) menyatakan siap membantu Indonesia dalam memulihkan dan menata pengelolaan lahan gambut yang terbakar dengan mengucurkan dana lebih kurang Rp300 miliar pada 2016.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darussalam, Vincent Guerend, di Kayuagung, Sumatera Selatan, Rabu, mengatakan bahwa bantuan itu dikucurkan sebagai bentuk dukungan UE atas tercapainya komitmen bersama Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membenahi tata kelola lahan gambut.

"Sebagian besar bantuan akan terserap di Indonesia karena memiliki luas lahan gambut terluas di ASEAN, ada juga sedikit didonasikan ke Malaysia dan Thailand," kata Vincent.

Ia melakukan kunjungan kerja ke Kayuagung untuk melihat realisasi bantuan UE di bidang pendidikan dan memantau lahan gambut.

Selain itu, ia mengemukakan, UE berencana menjalankan program berkaitan dengan manajemen penanggulangan bencana kebakaran lahan di Indonesia sejak Januari 2016.

Bantuan itu diawali dengan mengirimkan tim ahli asal Belanda untuk studi lahan gambut karena di negara tersebut juga ada sedikit lahan gambut.

Vincent menyatakan, Indonesia juga baru meminta bantuan setelah mengalami kebakaran hutan dan lahan hebat pada 2015.

"Bagi UE sendiri persoalan yang dihadapi Indonesia ini bukan hanya masalah satu negara dengan negara lain. Bukan pula masalah regional. Tapi, sudah persoalan dunia," katanya.

UE, deikemukakannya, tergugah membantu Indonesia karena mengamati pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat peduli dengan upaya pengelolaan lahan gambut, seperti belum lama ini membuat moratorium menghentikan izin kelola lahan.

Kemudian, dinilainya, Jokowi dalam Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim di Paris, Prancis, juga berkomitmen menurunkan emisi karbon senilai 29 persen melalui usaha sendiri dan 41 persen melalui bantuan internasional, membuat peta lahan gambut, hingga meningkatkan manajemen hutan.

"UE sangat bahagia atas lahirnya Kesepakatan Paris karena setiap negara sudah berani diikat oleh suatu target yang ambisius dalam upaya penyelamatan lingkungan. Selama ini UE mengamati perjanjian hanya sebatas perjanjian, tapi kini sudah muncul suatu solidaritas antarnegara," katanya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kayuagung, Duta Besar bagi 28 negara anggota UE itu meninjau langsung lahan gambut yang terbakar pada musim kemarau lalu dengan luas 90 hektare.

Didampingi Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) M. Rifai dan Asisten Pemperintah Provinsi Sumatera Selatan, Ruslan Bahri, Vincent menginjakkan kakinya ke lahan gambut yang rusak akibat kebakaran lahan pada Oktober 2015.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, izin konsesi perkebunan di lahan gambut saat ini mencapai 8,2 juta hektare atau dalam sepuluh tahun terakhir ini bertambah 6,3 juta hektare.

Dengan luas hutan nomor tiga di dunia dan rawa gambut terluas di dunia, sekira 20,6 juta hektare, Indonesia sejatinya menjadi gudang penyimpanan karbon jika kedua ekosistem itu terjaga.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015