Pedagang kaki lima (PKL) itu erat kaitannya dengan pariwisata dan itu menjadi peluang sekaligus tantangan,"
Mataram (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong pedagang kaki lima memanfaatkan peluang pertumbuhan pariwisata nasional yang terus menunjukkan tren positif setiap tahun.

"Pedagang kaki lima (PKL) itu erat kaitannya dengan pariwisata dan itu menjadi peluang sekaligus tantangan," kata Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Kemenkop UKM, Emilia Suhaimi, pada acara pendampingan pada koperasi pengelola PKL di NTB, di Mataram, Rabu.

Ia menyebutkan, pertumbuhan pariwisata nasional ditunjukkan dengan target pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2016 sebanyak 260 juta orang dan angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 12 juta orang.

Dari target pariwisata tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 5 persen, devisa Rp172 triliun dan penciptaan lapangan kerja sebanyak 11,7 juta tenaga kerja.

"Berbagai multiplier effect dari pertumbuhan pariwisata itu akan muncul, seperti bertambahnya jumlah hotel di berbagai daerah hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Kementerian Pariwisata juga menargetkan sektor pariwisata pada 2019 harus dapat memberikan kontribusi pada PDB Nasional sebesar 8 persen, devisa sebesar Rp240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang.

Semua itu diharapkan terwujud dari target kunjungan wisman sebanyak 20 juta orang dan pergerakan wisnus sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.

Emilia mengatakan, NTB merupakan salah satu destinasi wisata yang mendapat perhatian besar dari pemerintah pusat. Hal itu dibuktikan dengan penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Pariwisata.

Sejumlah hotel bintang lima sudah siap dibangun di kawasan yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pariwisata.

"Pertumbuhan pariwisata daerah itu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi PKL di NTB. Tinggal bagaimana kreativitasnya mengatasi tantangan dan menangkap peluang itu," ucapnya.

Kemenkop UKM, kata dia, terus berupaya memberdayakan para PKL, khususnya yang sudah memiliki wadah koperasi. Upaya pemberdayaan itu sangat penting karena ekonomi ke depan akan penuh tantangan dan peluang.

Dikatakan sebagai tantangan karena mulai 1 Januari 2016, Indonesia sudah dihadapkan pada pedagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), di mana arus modal, sumber daya manusia, investasi dan barang, seolah tanpa hambatan.

Sementara dari sisi peluang, pasar bebas ASEAN tersebut juga bisa mendorong pertumbuhan pariwisata dengan adanya pelaku usaha yang datang ke Tanah Air untuk berinvestasi atau melakukan temu bisnis.

"Kondisi itu (MEA) menimbulkan persaingan yang ketat. Yang harus dilakukan PKL adalah bergabung menjadi satu melalui koperasi, jangan berdiri sendiri," kata Emilia.

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015