Balikpapan (ANTARA News) - Jasa keuangan kini menjadi satu pendapatan utama PT Pos Indonesia (Posindo). Di Wilayah Regional IX Kalimantan, jasa keuangan berkontribusi 41 persen dari pendapatan Rp220 miliar yang diraih Posindo hingga November lalu.

"Tahun ini kami mendapatkan Rp82 miliar dari jasa keuangan," kata Kepala Posindo Regional IX Agung S Rahardjo di Balikpapan,Rabu.

Jasa keuangan yang diberikan Pos Indonesia adalah menerima titipan pembayaran rekening atau kredit. Posindo menerima pembayaran cicilan kredit barang yang diberikan lembaga pemberi kredit seperti Adira, atau pembayaran rekening air bersih oleh PDAM.

"Kami mengutip uang jasa dari layanan pembayaran. Dengan PDAM Balikpapan, misalnya, kami mendapat Rp2.500 per tagihan," kata Rahardjo.

Uang pembayaran nasabah itu pun tidak mengendap lama di Kantor Pos. Menurut Rahardjo, dalam hari itu juga Posindo sudah mengantarkan uang milik para mitranya tersebut.

Selain jasa keuangan, tetap menjadi penyumbang keuntungan terbanyak adalah jasa pengiriman surat dan pengantaran barang yang memang bisnis utama Posindo. Bisnis ini memberikan masukan 48 persen dari pemasokan Posindo Regional IX.

Jasa propertyi dan retail memberi 10 persen dari usaha Posindo. Retai atau eceran adalah penjualan barang, baik oleh pihak ketiga ataupun hasil produksi Kantor Pos sendiri.

"Contohnya itu meterai. Itu kan dikeluarkan oleh Dirjen Pajak, dititipkan untuk dijual di Kantor Pos," kata Rahardho. Barang yang dibuat sendiri oleh Kantor Pos adalah perangko.

Wilayah Regional IX PT Posindo meliputi provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Omset terbesar Posindo di Pulau Kalimantan berasala dari Kalimantan Timur, disusul oleh Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

"Sebanyak 37 persen keuntungan kami berasal dari Kalimantan Timur dan Utara," kata Agung S Rahardjo.

Dua provinsi lainnya, yaitu Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan menambah pendapatan masing-masing 23 persen sementara Kalteng menyumbang 10 persen.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015