Niamey, Niger (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Niger Hassoumi Massaoudou menyatakan sembilan aparat militer telah ditahan karena diduga berencana melakukan kudeta dan akan menghadapi pengadilan militer pada Sabtu (19/12), setelah oposisi menantang pemerintah membuktikan adanya rencana kudeta.

Penangkapan awal pekan ini dilakukan setelah operasi pengawasan selama satu bulan, kata Hassoumi Massaoudou dalam sebuah konferensi pers di Niamey.

Dia mengatakan kudeta itu berhasil digagalkan "berkat kesetiaan" tentara-tentara tertentu "yang terus menerus menyampaikan informasi mengenai perkembangan rencana itu."

Kudeta rencananya dilakukan 8 Desember, ketika Presiden Mahamadou Issoufou dijadwalkan untuk kembali ke Ibu Kota setelah menghadiri perayaan hari kemerdekaan di suatu tempat di dalam negeri, kata Menteri.

Ketegangan terjadi beberapa minggu sebelum negara Afrika Barat itu mengadakan pemilihan presiden dan parlemen, dimana Presiden Mahamadou Issoufou yang berusia 63 tahun berupaya terpilih kembali.

Presiden Mahamadou Issoufou yang berusia 63 tahun itu berusaha untuk menang di pemilu, bagi masa jabatan keduanya.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis, Presiden mengatakan bahwa kudeta tersebut telah digagalkan dan sebagian besar tersangka utama telah berhasil ditahan.

Tetapi oposisi dengan cepat menyangkal klaim tersebut.

Amadou Boubacar Cisse, yang bersaing dengan Issofou dalam pemilihan umum 21 Februari mendatang, mengatakan Issoufou tidak punya bukti dan menuduh pemerintah berusaha memanipulasi iklim politik menjelang pemilihan umum.

Menteri dalam negeri Massaoudou bersikeras bahwa pihak berwenang punya "bukti cukup" tentang kudeta itu, termasuk pesan-pesan teks dan surat menyurat di antara para tersangka.

"Penyelidikan masih awalnya dan telah dipercayakan kepada gendarmerie (tentara yang memiliki kewenangan polisi) sebagai bagian dari prosedur yang dilakukan sebelum pengadilan militer dan persidangannya akan menyusul," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

Dia menambahkan bahwa tidak ada indikasi warga sipil terlibat dalam rencana kudeta itu.

Dia mengatakan bahwa di antara mereka yang ditahan ada Jenderal Angkatan Udara Souleymane Salou dan Letnan Kolonel Idi Abdou Dan Haoua yang merupakan komandan di markas angkatan udara di ibu kota Niamey, serta Nare Maidoka, kepala Batalion Artileri Pertama di Tillaberi, dan dua pejabat senior unit elit anti teror.

Seorang Letnan Dua telah menyerahkan diri ke pasukan gendarme menurut Massaoudou. (Uu.Ian/KR-MBR)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015