Sampit, Kalteng, (ANTARA News) - Harga daging sapi di sejumlah pasar di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, naik sangat tinggi bahkan sudah mencapai Rp 150.000 per kilogram sehingga membebani pembeli.

"Saat kondisi normal harganya Rp 115.000 per kilogram, tapi saat ini sudah Rp 150.000 per kilogram. Permintaan meningkat tapi stoknya yang tidak ada," kata Alex, penjual daging sapi di Pasar Ikan Mentaya Sampit, Kamis.

Kenaikan cukup signifikan terjadi dalam sebulan terakhir. Pedagang kesulitan mendapatkan daging karena stok sapi jauh berkurang, padahal permintaan terus meningkat untuk perayaan Natal dan peringatan Maulid Nabi.

Kondisi ini tidak terlepas dari ketergantungan Kotawaringin Timur terhadap pasokan daging dari luar daerah. Selama ini pedagang mendatangkan sapi dari Kalimantan Selatan, Pulau Sulawesi dan Jawa lantaran produksi sapi di peternakan lokasi sangat rendah.

"Biasanya kami mendatangkan dari Bawean dan Madura, tapi sekarang pasokan dari sana juga berkurang makanya stok kita menipis. Kalau pasokan dari sana lancar, saya yakin harga akan kembali normal," tambah Alex.

Tingginya harga ini diakui mulai berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Terlebih di pasar-pasar yang lebih kecil, harga daging sapi bahkan dijual lebih tinggi sehingga masyarakat cukup terbebani.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Hj Permana Sari, sempat berbincang langsung dengan pedagang terkait tingginya harga daging sapi di Sampit. Dia menilai masalah ini harus bisa dicarikan solusinya oleh pemerintah, khususnya dengan mendorong kemandirian produksi daging sapi sehingga tidak perlu lagi mendatangkan dari luar daerah.

"Pemerindah harus mendorong dan membantu masyarakat meningkatkan peternakan supaya mampu memenuhi permintaan pasar. Ini justru menjadi peluang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita," kata Permana.

Senator dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah ini yakin Kotawaringin Timur bisa mewujudkan swasembada daging. Banyak lahan potensial yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangkan ternak, sehingga tinggal pemerintah secara serius mendorong masyarakat.

Pewarta: Norjani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015